Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Lamborghini Tancap Gas Sebelum Terperosok di Tol

Kompas.com - 28/11/2018, 13:30 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebuah video tengah viral dan menjadi perbincangan warganet. Video ini muncul setelah sebelumnya pada akhir pekan lalu, terdapat laporan kecelakaan mobil supersport Lamborghini di Jalan Tol Solo-Sragen.

Dalam video viral tersebut terlihat Lamborghini Aventador berwarna oranye berada di sisi kanan jalan tol. Mobil sport berbanderol lebih dari Rp 7 miliar tersebut berada di depan perekam video.

Tampak kondisi saat itu tengah hujan deras terlihat dari permukaan jalan yang tertutup air. Dalam sepersekian detik, Lamborghini tersebut melesat dan menghilang di tengah kumpulan kabut air.

Saat itu sang pemilik video tidak mengetahui bahwa dirinya telah merekam kondisi sebelum kecelakaan yang menimpa sang "Lambo".

PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN) membenarkan info kecelakaan tunggal yang terjadi pada mobil mewah tersebut. Dalam keterangannya, kejadian diperkirakan pukul 15.40 di KM 511+100 jalur arah Sragen, Minggu (24/11/2018). Tidak ada korban jiwa pada kecelakaan tersebut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

16:00 Ada Lamborghini nerobos keluar tol ,, . . Tol Solo- Sragen

A post shared by ICS InfoCegatanSolo (@ics_infocegatansolo) on Nov 25, 2018 at 1:22am PST

 

Efek "Aquaplanning"

Dari video yang beredar tersebut terlihat pengemudi Lamborghini tidak mengindahkan kondisi jalan yang cukup tergenang air karena hujan. Pengemudi tancap gas hingga dalam hitungan detik menghilang dari pandangan.

Pengemudi tidak sadar apa yang ia lakukan di tengah cuaca hujan dapat berbahaya bagi dirinya. Efek aquaplanning yang menjadi momok berkendara saat hujan mungkin jadi penyebab kecelakaan Lamborghini tersebut.

Aquaplanning adalah kondisi ban tidak sepenuhnya menapak dengan aspal akibat air hujan yang menggenang. Peristiwa ini terjadi sepersekian detik dengan gabungan kecepatan kendaraan, bobot kendaraan dan momentum yang ditimbulkan saat mobil bergerak dengan kecepatan tinggi.

“Ini alasannya mengapa saat hujan tidak boleh berkendara terlalu kencang. Banyak faktor yang bisa menyebabkan kendaraan tergelincir atu kecelakaan lainnya. Perlambatan pun hanya bisa dilakukan dengan cara bertahap, tidak bisa dadakan bahkan dengan mengganti gigi transmisi ke lebih rendah,” ucap Training Director Indonesia Road Safety Agent (IRSA) Poedya Santosa beberapa waktu lalu.

Masih ingat peristiwa batalnya GP Inggris di Silverstone beberapa waktu lalu? Loris Cappirosi sebagai Direktur Keselamatan menjelaskan akan sangat berbahaya berkendara menabrak genangan air pada kecepatan 270 kilometer per jam. Pembalap tidak dapat mengontrol arah sepeda motor terlebih dengan tenaga besar yang dimiliki motor balap tersebut serta penampang ban yang lebar.

Beruntung dalam kecelakaan Lamborghini tersebut tidak ada korban jiwa. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Thx2 yah om @sukakijang share videonya ????? Hati2 ngebut saat hujan yah om/nte #justsharing

A post shared by Achmad Subechi (@achmad_subechi) on Nov 27, 2018 at 4:56am PST

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau