Jakarta, KOMPAS.COM – Tahun lalu, Hyundai Motor Company (HMC) Korea Selatan melakukan pertemuan dengan delegasi Indonesia, termasuk Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Dua kali pertemuan pun membahas soal kemungkinan dibukanya pabrik perakitan Hyundai di Indonesia.
Lalu apa kabarnya kini? Presiden Direktur PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) Mukiat Sutikno, tak mau menjelaskan banyak. Ditemui di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018, Kamis (19/4/2018), dirinya hanya mengatakan kalau status dari rencana itu sedang tahap finalisasi.
”Tentu kami berharap (hal tersebut terwujud). Ada rencana Presiden Jokowi ke Korea juga. Siapa tahu setelah dari sana, ada kabar yang lebih baik lagi,” ucap Mukiat kepada wartawan di JI Expo, Kemayoran.
Baca juga : Hyundai Bawa Tucson dan Sante Fe Special IIMS 2018
Pihak Hyundai di Indonesia pun, menurut Mukiat, saat ini hanya bisa mendorong dan memberi argumentasi ke HMC, bahwa untuk pasar ASEAN, Indonesia adalah negara dengan potensi pertumbuhan pasar yang jauh lebih besar.
Saat ini, Mukiat mengatakan kalau perbandingan perbandingan antara orang yang punya mobil adalah 79 dari 1.000 orang. Sementara jumlah penduduk sudah mencapai 260 juta orang.
”Kita harus akui, selama 4-5 tahun terakhir (pasar otomotif) stagnan sekali, bahkan cenderung turun. Tapi tetap kita info ke HMC, bahwa ini bukan potensi otomotif yang jelek. Karena sebenarnya, kondisi ekonomi saat ini di dunia, bukan cuma indonesia, sedang terpuruk,” ucap Mukiat.
Optimisme pun muncul dengan adnya pembangunan infrasturktur yang cukup masif di era Jokowi. Jika semua terwujud, ditambah perekonomian yang membaik, maka otomotif akan ikut tumbuh pesat.
Baca juga : Hyundai Indonesia Cetak Rekor Ekspor Baru
Tentu ini bukan cuma angan-angan kosong. Mukiat menyebut contoh sejarah, bahwa saat 1998 terjadi krisis regional, pasar otomotif dari 387.000 unit turun sampai 58.000-an unit. Lalu, naik pada 1999 di angka 99.000-an, dan pada tahun 2.000, melonjak tiga kali lipat.
”Jadi, kalau tiba-tiba nanti naik lagi, nggak mengagetkan. Karena history-nya sudah ada. Potensi juga ada. Tapi, soal kemungkinan soal pabrik, tetap tidak bisa saya buka sekarang,” kata Mukiat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.