Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 17/04/2018, 12:25 WIB
Penulis Alsadad Rudi
|

 

Jakarta. KOMPAS.com - Sebuah postingan mengenai penggunaan minyak goreng di mesin sepeda motor diunggah di media sosial beberapa pekan silam. Pada postingannya, orang tersebut mengklaim minyak goreng dapat membuat suara mesin jadi halus.

Unggahan tersebut disertai dengan sebuah foto yang menampilkan gambar minyak goreng tengah dituangkan ke lubang oli. Unggahan ini sempat viral di media sosial.

Trainer dari Masyarakat Pelumas Indonesia (Maspi) Juergen Gunawan ikut angkat bicara terkait informasi tersebut. Menurut Juergen, minyak goreng adalah hasil dari senyawa kimia minyak nabati. Komponen yang ada di dalam minyak goreng disebut berbeda dengan kimia karbon seperti yang ada pada pelumas mesin dan juga bahan bakar minyak.

Baca juga : Jangan Sembarang Campurkan Zat Aditif ke Oli

Juergen menyebut pelumas memang ada yang menggunakan rekayasa kimia dari minyak nabati, yakni oli full sintetik. Namun proses pengolahan pelumas jenis ini sudah melalui tahap penyaringan dari beberapa komponen yang berbahaya bagi mesin, salah satunya glycerid. Tujuannya meminimalisir kandungan sulfur agar mesin lebih stabil dalam menghadapi proses oksidasi.

Gambar dari seorang pengguna facebook yang mengunggah psotingan mengenai penggunaan minyak goreng di mesin sepeda motor.Facebook Gambar dari seorang pengguna facebook yang mengunggah psotingan mengenai penggunaan minyak goreng di mesin sepeda motor.

"Jadi jika ditanya apakah baik-baik saja mencampurkan oli dengan minyak goreng, jawaban saya justru sangat bahaya. Karena kita tidak tahu berapa kandungan glycerid dalam minyak goreng tersebut," kata Juergen kepada Kompas.com, Jumat (13/4/2018).

Juergen menyebut pihaknya sudah pernah menguji campuran pelumas dengan minyak goreng dengan metode Karl Fischer (ASTM D 1744) dan Potentiometric Titrations (ASTM D 2896). Hasilnya ada kenaikan wear metals (jumlah gram), contaminant elements (komponen pengotor), dan water content (kandungan air). Selain itu ada pula perubahan terhadap viscosity (kekentalan pelumas) yang akan berimbas pada menurunnya masa pakai pelumas.

Menurut Juergen, efek langsung dari naiknya wear metals adalah potensi metal surface scratch (baret di permukaan mesin). Lalu karat yang terbentuk karena adanya kandungan air berlebih.

Baca juga : Kenali Kode Kekentalan Oli Sebelum Membeli

"Kecepatan pembentukan H2SO4 juga lebih cepat sehingga mempercepat terbentuk sludge (lumpur hitam) yang akan berakibat fatal untuk mesin," papar Presiden Direktur PT Willbern Tritium Indonesia ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke