Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minim Empati, Sumber Masalah Konflik di Jalan Raya

Kompas.com - 16/10/2017, 10:22 WIB
Setyo Adi Nugroho

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Belakangan ini jagat maya diramaikan dengan beberapa peristiwa di jalan raya. Ada kasus perkelahian pengguna jalan yang sempat viral serta peristiwa kejar-kejaran pelaku tabrak lari di Bandung yang juga jadi perhatian netizen.

Kedua kejadian ini mungkin saja terjadi sehari-hari tanpa disadari, tanpa ada kesempatan untuk diketahui masyarakat banyak. Banyak pengguna jalan yang tidak memahami bahwa jalan raya adalah tempat yang paling banyak menyebabkan konflik.

"Sebenarnya bukan hanya antara kendaraan bermotor yang satu dengan yang lain, tetapi bisa juga antar pengguna kendaraan itu sendiri. Kondisi kekacauan lalu lintas yang ada di Indonesia semakin memudahkan timbulnya konflik tersebut," ucap Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), saat dihubungi Minggu, (15/10/2017).

Menurut Jusri, kondisi pengguna jalan raya di Indonesia saat ini darurat rasa empati. Empati ini dibutuhkan untuk dapat menghindari konflik karena setiap peraturan dan interaksi di masyarakat dapat memicu konflik.

Baca : Bukan Zamannya Lagi yang Besar Selalu Salah di Jalan Raya

Sayangnya pendidikan empati ini kurang diberikan pada individu-individu pengguna jalan sejak dini. Jika diperhatikan tidak kurang pelajaran empati baru diberikan ketika SMA dan kuliah melalui kegiatan interaksi masyarakat.

"Jika orang punya empati, tidak ada yang namanya strobo rotator dan sirene yang sedang ramai. Tidak ada yang namanya hakim jalanan. Contoh di luar negeri, ketika ada kecelakaan orang akan berhenti, menolong dan menelepon pihak berwenang," ucap Jusri.

Jusri berharap dengan banyaknya kasus di jalan raya yang jadi perhatian netizen, menjadi momentum bagi semua pihak penyelenggara jalan raya untuk memperbaiki sikap. Jalan raya dijadikan tempat yang aman dan nyaman mulai dari diri sendiri.

 

A post shared by INFIA - Fact (@infia_fact) on Oct 12, 2017 at 10:12pm PDT

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau