Raksasa Otomotif China Berencana "Caplok" Jeep

Beijing, KompasOtomotif – Beberapa tahun ini ramai diperbincangkan soal akuisisi merek-merek besar global. Salah satu yang menarik, adalah rencana Great Wall Motor (GWM) yang akan mengakuisisi Jeep,  merek ikonik asal Amerika Serikat, milik Fiat Chrysler Automobiles (FCA).

Sebelumnya Chief Executive FCA Sergio Marchionne mencari mitra atau pembeli produsen mobil terbesar ketujuh di dunia tersebut, untuk membantu mengelola kenaikan biaya pengembangan.

Mulai dari peraturan emisi yang semakin ketat dan teknologi untuk mobil listrik dan otonomos. Namun memang tidak secara spesifik Marchionne menyebutkan, akan menjual merek Jeep.

Wang Fengying, Presiden Great Wall sudah mengkonfirmasi ketertarikannya, untuk membeli Jeep. Kemudian juru bicara produsen mobil China tersebut mengatakan, akuisisi Jeep itu, bisa membantu Great Wall menjadi pemain utama di segmen SUV dunia.

"Kami sangat tertarik dengan merek Jeep dan sudah lama mencermati hal itu. Tujuan strategis kami adalah menjadi produsen SUV terbesar di dunia. Memperoleh Jeep sebagai merek SUV global, akan memungkinkan kami mencapai tujuan lebih cepat dan lebih baik," ujar juru bicara GWM.

Pilihan Logis

Polisi Diduga Terlibat dalam Judi Sabung Ayam di Negara Batin

Artikel Kompas.id

Jeep dan Ram, merupakan dua merek yang ada di bawah FCA dan paling didambakan. Keduanya menjadi menjadi mesin keuntungan utama untuk operasi mereka di Amerika Utara.

"Jeep adalah pilihan paling logis (untuk GWM). Ram tentu juga bisa menjadi pilihan, tapi merek Jeep lebih diakui secara global,” ujar Yale Zhang, Kepala Konsultan Foresight Otomotif yang berbasis di Shanghai.

Khusus Jeep, FCA menargetkan penjualan 2 juta kendaraan pada 2018, naik dari 1,4 juta pada 2016. Marchionne mengatakan, pegiriman Jeep bisa meningkat menjadi 7 juta per tahun karena permintaan kendaraan SUV yang terus meningkat.

Morgan Stanley, perusahaan konsultan keuangan memperkirakan nilai perusahaan Jeep mencapai 23 miliar euro atau Rp 362 triliunan, atau hampir 150 persen dari keseluruhan nilai pasar FCA.