Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Radityo Wicaksono
Master of Engineering, Pencinta F1 dan Penggiat Blog

Full time Aircraft Performance Engineer di Garuda Indonesia & Part-time kolumnis dan narasumber Motorsport (Formula 1, Formula 2 dan Formula E)
Magister Teknik Mesin (INSA Strasbourg, Perancis) & Magister Manajemen (Universitas Pelita Harapan)

kolom

Strategi Cemerlang Ferrari Bikin Vettel Juara di Bahrain

Kompas.com - 17/04/2017, 13:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAgung Kurniawan

Agar Vettel bisa memanfaatkan ban barunya secara maksimal, ia harus keluar dari pitlane didepan Jolyon Palmer, agar tidak terhambat lajunya. Untuk itu, pitstop dari tim harus sempurna. Dan itulah yang dilakukan oleh Scuderia Ferrari: pitstop Vettel hanya memakan waktu 24.7 detik (garis merah), dan Vettel keluar dari pitlane persis di depan Palmer.

Kesalahan Lewis Hamilton

Mercedes tidak merespons taktik undercut Ferrari secara langsung. Setelah pitstop Vettel di lap ke-10, kedua pebalapnya kehilangan waktu yang cukup signifikan, karena kondisi ban yang sudah mulai memburuk. Namun, kehadiran safety car (SC) sepertinya dapat menyelamatkan balapan mereka.

Mercedes memanfaatkan SC untuk mengganti ban Bottas dan Hamilton sekaligus. Namun, karena Hamilton tidak ingin kehilangan banyak waktu menunggu saat ban rekannya diganti, dia memutuskan untuk memperlambat lajunya sebelum memasuki pitlane. Daniel Ricciardo (Red Bull), yang berada persis dibelakang Lewis, tidak dapat mendahuluinya karena adanya Safety Car, ia pun merasa dihalangi oleh Hamilton.

Para stewards mulai melakukan investigasi terhadap Lewis Hamilton, untuk alasan “ driving unnecessarily slowly”.Dengan adanya bukti video sangat jelas, sang juara dunia 2014-2015 dikenakan penalti waktu 5 detik. Penalti ini terbukti sangat krusial untuk hasil akhir balapan, karena jarak antara Vettel dan Hamilton pada akhir balapan hanya 6.6 detik!

Dengan kecepatan yang Lewis tunjukkan di bagian akhir balapan dengan ban Soft, dia bisa saja merebut kemenangan dari Vettel.

ANDREJ ISAKOVIC/AFP PHOTO Pebalap Ferrari asal Jerman, Sebastian Vettel, mencium trofi yang didapat setelah memenangi balapan GP Bahrain di Sirkuit Internasional Bahrain, Sakhir, Minggu (16/4/2017).

Suhu buat Ferrari

Ferrari unggul atas Mercedes di Australia dan Bahrein, sedangkan Hamilton menang di China. Suhu udara saat balapan di Australia 24°C, dan di Bahrein 26°C, sedangkan saat balapan di China, suhu udara sangat rendah, yaitu sekitar 15°C. Hal ini menandakan bahwa mobil Mercedes sangat sensitif, terutama terhadap temperatur udara.

Di Bahrein, ban Valtteri Bottas mengalami overheating, sehingga performanya kurang maksimal, sedangkan Ferrari tidak mengalami masalah yang sama. Mari kita bandingkan catatan waktu Vettel dan Bottas dengan ban Supersoft antara lap 17 dan 29.

Dengan kondisi yang sama, dan ban yang sama, Bottas sama sekali tidak bisa menandingi catatan waktu Sebastian Vettel. Hamilton pun yang dibelakang Bottas, kesulitan untuk mendahului rekannya. Hal ini memperkecil kans Mercedes untuk memenangi balapan kali ini. Pada akhir balapan, ketika suhu udara menurun, performa Mercedes sedikit membaik. Ini dibuktikan oleh Hamilton yang mampu memperkecil keunggulan Vettel di putaran-putaran akhir. Namun sayangnya, Hamilton kehabisan waktu untuk bisa bertarung dengan Sebastian Vettel.

Untuk pertama kalinya setelah tiga musim, bisa dikatakan Mercedes sudah tidak lagi mendominasi Formula 1, dan inilah hal yang ditunggu-tunggu oleh para fans F1. Seri selanjutnya akan diadakan di sirkuit Sochi, Rusia. Sirkuit tersebut sangat berbeda dengan Bahrein, dengan banyaknya trek lurus yang panjang dan tikungan-tikungan 90 derajat, yang pasti akan membawa tantangan tersendiri bagi para pebalap dan juga tim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com