Shanghai, KompasOtomotif – Pasar mobil listrik di China yang tumbuh pesat, sudah menjadi tambang emas bagi produsen dalam negeri. Namun, nampaknya tak akan lama lagi, pesta tersebut akan dirusak oleh merek raksasa asing yang bakal masuk.
Sebut saja, General Motors, Ford, Mercedes, Volkswagen Group, dan beberapa merek besar lain, sudah memiliki rencana untuk menjual EV (electric vehicle) dan plug-in hibryd di China. Konkretnya, beberapa model baru siap dipajang pada Shanghai Auto Show, 21-28 April 2017.
Mobil EV hanya menyumbang 1,8 persen dari penjualan di China, tapi pasarnya berkembang dengan cepat. Pada 2016 saja, pengiriman mobil EV dan plug-in hybrid melonjak 50 persen menjadi 507.000 unit. Selanjutnya, pemerintah memperkirakan penjualan akan kembali naik menjadi 700.000-800.000 unit pada tahun ini.
Menurut analis industri Michael Dunne, merek China menyumbang 97 persen dari total penjualan EV di negara tersebut, dan mereka secara agresif menambahkan model baru, demi mempertahankan pangsa pasar.
“Pasar EV China memiliki empat fitur berbeda, produk dalam negeri, harga rendah, jangkauan terbatas dan kualitas yang meragukan," kata Dunne, Presiden dari Dunne Automotive, sebuah perusahaan konsultan yang berbasis di Hong Kong mengutip Autonews, Rabu (12/4/2017).
Harga mobil listrik yang rendah cukup menguntungkan, karena pemberian subsidi pemerintah yang terbilang murah hati. Seperti sedan listrik Chery eQ dapat dibeli di Shanghai tahun lalu seharga 8.655 dolar AS atau Rp 115 setelah subsidi. Tanpa insentif, mobil tersebut akan mengeluarkan biaya tambahan atau menjadi 14.500 dollar AS atau Rp 192,7 juta.
Sementara produsen mobil asing, tidak mengejar pembeli entry level yang disasar merek serupa Chery. “Sebaliknya, mereka akan menargetkan konsumen yang memiliki pendapatan yang relatif tinggi, dan yang membeli mobil untuk simbol status berikutnya," tutur Namrita Chow, analis IHS Markit.
General Motors (GM) berencana untuk mengeksplorasi ceruk kelas atas dengan Buick Velite 5, sedan berbasis plug-in hybrid Chevrolet Volt. GM mengatakan bulan lalu bahwa Velite akan diluncurkan segera di China, dan model produksinya diharapkan diperkenalkan di pameran mobil Shanghai.
Pembuat mobil raksasa yang berencana menjajah pasar mobil listrik China, dengan melakukan investasi besar di antaranya, GM akan mengeluarkan 3,8 miliar dolar AS atau Rp 50,5 triliun, untuk mengembangkan sepuluh EV dan hibrida pada 2020.
Kemudian merek asal Amerika lain, Ford, yang bakal meluncurkan plug-in hybrid pada 2018 dan crossover listrik dalam lima tahun ke depan, karena akan menggerakkan sebagian besar lineup China pada tahun 2025. Lalu Mercedes memiliki rencana senilai 10,7 miliar setara Rp 142,2 triliun, untuk mengembangkan 10 model listrik.
Proyeksi terakhir adalah Volkswagen, di mana bakal memperkenalkan 15 model EV dan hybrid selama tiga atau empat tahun ke depan. Kendaraan tersebut diperkirakan akan menghasilkan penjualan 400.000 unit per tahun pada 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.