Jakarta, KompasOtomotif – Dominasi merek Jepang di pasar mobil Indonesia bisa dibilang absolut dengan cakupan pasar mencapai 95 persen lebih. Tetapi, bicara perwakilan dari Asia, tak melulu dari Jepang, ada beberapa merek lain dari Korea Selatan (Korsel), India, China, dan Malaysia.
Meski tidak sepopuler dan selaku merek Jepang, eksistensi mereka membawa warna bagi industri otomotif tanah air. Namun, seberapa jauh performa penjualan keempat merek Asia non-Jepang itu di Indonesia, sepanjang eksistensinya?
Secara sederhana, KompasOtomotif coba menyajikan gambaran dari data wholesales Gabungan Industri Kendaraaan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Dari keempat negara atau wilayah tersebut, setidaknya mobil asal Korsel yang masih cukup banyak peminatnya.
Dari dua merek, Hyundai dan Kia, total wholesales keduanya sepanjang Januari-September 2016 terekam 2.037 unit. Hasil ini turun drastis, minus 52,90 persen dibanding periode yang sama 2015 yang mencapai 4.325 unit. Kedua merek asal Korsel tersebut hampir menyumbang sama rata, di mana Hyundai 1.013 dan Kia 1.024 unit.
Posisi kedua yaitu merek asal India, Tata. Dipasarkan oleh Tata Motors Indonesia, pencapaiannya sepanjang tiga kuartal ini mencapai 802 unit. Lagi-lagi, pencapaian ini masih lebih rendah dibanding tahun lalu di angka 1.388 unit, atau turun 42,22 persen. Sumbangan terbesar yaitu dari mobil komersialnya Tata Super Ace Diesel, dengan jumlah 784 unit atau menyumbang 97,76 persen.
Kemudian ada Proton yang merupakan mobil nasional dari negara tetangga, Malaysia, dengan total wholesales 589 unit. Berbeda dari yang lain, Proton malah tumbuh 167,73 persen dibanding tahun lalu Januari-September 2015. Jika dilihat histori data perbulan, Proton memasok sampai 468 unit di bulan Juni 2016, lalu di tiga bulan berikutnya (Juli, Agustus, dan September) jumlahnya nol.
Terakhir, dari China, ada FAW mobil komersial (truk) dan Geely mobil penumpang. Jika ditotal, keduanya meraih jumlah 56 unit, di mana FAW menyumbang 56 unit dan Geely nol. Berbeda di negara asalnya, Geely merupakan produsen mobil besar, dan saat ini baru saja menelurkan merek global baru bersama Volvo, Lynk & Co.
Di tengah persaingan yang semakin ketat di Indonesia, apalagi dengan cengkeraman kuat merek Jepang, apa mereka bisa bertahan berbisnis di sini? Kita tunggu kabar selanjutnya.