Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saran Daihatsu Buat Merek "Newbie"

Kompas.com - 16/02/2016, 19:25 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Sebagai negara terbesar di Asia Tenggara dengan potensi menggiurkan, maka tidak heran bila banyak merek mau mencicipi pasar otomotif di Tanah Air. Meski begitu, Indonesia bukan gampangan sebab terbukti berbagai merek telah kena “seleksi alam” dan akhirnya mengangkat bendera putih.

Dalam beberapa tahun ke belakang Indonesia sudah kehilangan banyak merek, sebut saja seperti Volvo, Subaru, atau yang terbaru Ford. Selain itu sebenarnya banyak merek yang tidak lagi mampu berkompetisi atau sekarang hanya bisa bertahan hidup menggunakan sisa kemampuan yang ada, ibarat “mati enggan hidup tak mau”.

Kendati demikian, Indonesia masih terus menggoda. Banyak merek menyerag, tapi ada juga yang tergiur  masuk. Dua di antaranya yang sudah menanamkan investasi yaitu merek asal China, Wuling dan Sokon.

Kedua merek itu berencana memproduksi mobil di dalam negeri. Sama seperti merek China lain yang sudah hadir lebih dulu, misalnya Cherry, Foton, Great Wall, dan Geely, pandangan Wuling dan Sokon besar atas potensi Indonesia.

Perlu diakui merek China akan kesulitan sebab di Indonesia merek Jepang mendominasi.  Pada 2015, porsi penjualan mobil asal Negeri Sakura sebesar 97,5 persen (988.715 unit) atas penjualan nasional 1.013.291 unit. Sangat timpang dengan prestasi gabungan merek China pada 2015, yakni hanya menjual 322 unit.

Maka itu wajar bila salah satu perwakilan Jepang, Astra Daihatsu Motor (ADM) memberikan saran buat para pendatang baru. Amelia Tjandra Direktur Pemasaran ADM mengatakan, kebiasaan orang Indonesia menggunakan mobil unik.

“Kalau mau masuk bisnis otomotif Indonesia itu ibaratnya lari maraton. Bukan sprint yang 100 meter. Orang di Indonesia pakai mobil beda. Kalau di Singapura orang pakai mobil selama lima tahun setelah itu harus scrap (dihancurkan), kalau Indonesia bisa sampai 20 tahun. Artinya apa, Indonesia itu tipikal pemakai lama yang membutuhkan purna jual,” kata Amel di Jakarta, Selasa (16/2/2016).

Purna jual penting sebab layanan mobil tentu bukan hanya total penjualan, tapi menjamu konsumen tetap setia menggunakan produk. Proses itu tidak mudah, tapi dari situ bisa muncul kepercayaan masyarakat pada merek.

Waktu merek China masuk di pasar sepeda motor dengan harga murah, kata Amel, banyak orang mengira pemimpin pasar akan habis. Tapi kenyataannya layanan purna jual bermasalah membuat konsumen jadi kapok.

“Sekarang bisa ga siapkan purna jual di seluruh Indonesia? Orang mau beli ga? Jangankan China, merek Amerika saja menyerah. Kalau masuk ya masuk aja. Silahkan saja masuk, ayo kita kompetisi,” ujar Amel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau