Sebelumnya sudah dibahas soal penampilan Vulcan S, desain yang ergonomis, fitur-fitur, sampai sensasi berkendara secara singkat. Lalu bagaimana bila motor dengan mesin pararel kembar 650 cc DOHC ini menjadi kendaraan harian untuk beraktivitas? Simak ulasan berikut.
Tidak ada masalah berarti dengan posisi berkendara. Motor dengan banderol Rp 167 juta ini punya desain ergonomis. Jarak jok dengan tanah terbilang rendah dan kaki bisa penuh menapak aspal. Masalah bobot mungkin yang jadi soal, dengan berat mencapai 226 kg, jelas butuh tenaga lebih buat membawa motor meliuk lincah.
Peralatan berkendara sudah dikenakan, waktunya berangkat! Hidupkan mesin dengan sentuhan ringan pada tombol starter, suara yang keluar dari knalpot saat idle (langsam) masih terasa sopan, tapi kalau gas dipuntir suara yang keluar pun besar. Khas moge Kawasaki.
Tak sulit mencari posisi berkendara yang nyaman, dengan posisi setang lebar tidak terlalu tingggi ataupun rendah. Tuas kopling juga tidak terasa keras, rasanya tidak cepat pegal bila terjebak macet di Ibu Kota. Masuk gigi satu, lepas kopling perlahan dan jalan.
Posisi kaki "selonjoran" ke depan untuk menggapai footstep dan tuas persneling di kaki kiri serta tuas rem di kaki kanan. Butuh waktu buat adaptasi di posisi duduk ini, apalagi buat rider yang biasa membawa motor jenis sport.
Vulcan S punya catatan daya 62 tk pada 7.500 rpm dan torsi puncak 64 Nm pada 6.500 rpm. Meski punya mesin yang sama dengan Ninja 650, Versys 650, atau ER-6n, Vulcan lebih cepat mencapai torsi puncak.
Hebatnya, motor ini tidak ada gejala "loncat-loncat" saat dibawa pelan atau sekitar 40-50 kpj. Sangat tenang, tapi jangan remehkan akselerasinya. Awak redaksi tergoda untuk memutar gas lebih dalam, dan hasilnya laju responsif sangat mudah didapat.
Persoalan mengendarai Vulcan bukan soal kecepatan, tapi bagaimana cara mengatasinya di jalur padat. Hasilnya di luar dugaan, Vulcan bisa nyaman saat diajak stop and go di tengah kemacetan. Kendalanya hanya dimensi motor yang di atas rata-rata motor biasa, maka kita harus rela antre tanpa bisa "selap-selip" di tengah mobil.
Kendala lain saat bermacet ria adalah hawa panas yang sesekali terasa cukup menyengat di bagian betis dan lutut. Meski terasa mengganggu, hawa panas memang masih bisa ditahan. Mungkin panas mesin masih bisa ditolerir berkat sistem pendingin cair yang sudah dianut Vulcan. Tapi, bila melaju tanpa hambatan macet aliran udara dari depan cukup bisa meredam panas.
Kelebihan lain adalah suspensi. Vulcan sudah meninggalkan model dua suspensi, dan diganti dengan tipe monoshock yang dipasang miring, mirip ER-6N dan Versys 650. Titik gravitasi tepat berada di tengah yang membuat handling malah lebih nyaman, dan bantingan suspensi yang lembut.
Hanya saja, suspensi depan model teleskopik 41 mm yang malah cenderung punya bantingan liar. Butuh perhitungan matang saat ingin melibas tikungan saat kecepatan tinggi atau malah melebar.
Kesimpulannya, Kawasaki Vulcan S bisa menjadi jembatan buat konsumen yang ingin menjajal model crusier mapan seperti Harley-Davidson. Sebelum terjun langsung ke Harley, Vulcan rasanya cocok untuk latihan berkendara ala cruiser.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.