Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Success Story Predir V-Kool Indonesia, Darma Eddie Salim

Pendidikan Keras Tempa Bos V-Kool Indonesia Sejak Kecil

Kompas.com - 27/11/2015, 08:27 WIB
Azwar Ferdian

Penulis

Kehidupan ini sangat indah. Tak semua perjalanan hidup manusia berjalan dengan mulus. Tentu banyak rintangan dan hambatan dalam meraihnya. Kuncinya adalah kesabaran, keteguhan hati, memiliki prinsip yang kuat, jujur, apa adanya, dan selalu melakukan inovasi. Di balik kesuksesan seseorang, ada kisah-kisah mengharukan dan menyedihkan. Semua itu adalah proses yang harus dilalui. Mulai hari ini, Kompas.com menurunkan serial artikel "Success Story" tentang perjalanan tokoh yang inspiratif. Semoga pembaca bisa memetik makna di balik kisah.

Jakarta, KompasOtomotif – Sosoknya kalem tapi tegas. Guratan wajah yang seolah menyiratkan banyaknya asam-garam kehidupan yang sudah dirasakannya. Adalah Darma Eddie Salim, yang memegang jabatan tertinggi PT V-Kool Indolestari, yakni sebagai Presiden Direktur.

Perbincangan santai tapi serius dengan awak redaksi KompasOtomotif bersama Eddie, begitu ia disapa, terjalin hangat di ruangan lantai dua V-Kool Lounge, Kemayoran, Jakarta Pusat. “Santai saja ya. Silahkan menikmati lounge kami yang sederhana ini,” ujar Eddie membuka pembicaraan.

Sosok Success Story yang kami angkat kali ini adalah mengupas tuntas sisi lain dari seorang Darma Eddie Salim, yang sukses merintis usahanya mengembangkan V-Kool di Indonesia. Lahir 55 tahun silam di Jakarta, Eddie tumbuh dan berkembang dalam didikan disiplin keras orang tua.

“Saya lahir dan tumbuh besar di Jakarta Barat, kawasan Krukut, Jalan Gajah Mada. Sebenarnya, orang tua saya yang perjuangannya lebih berat saat merintis usaha di Indonesia. Mereka merantau dari China ke sini sejak usia 17 tahun untuk menghindari peperangan,” jelas Eddie.

Tak hanya orang tua, kakek Eddie juga sudah lebih dulu menjadi “warga negara Indonesia”. Bahkan dijelaskan, kakeknya pernah menjadi tukang becak yang ditarik gerobak untuk mengumpulkan uang. Pelan-pelan lalu bisa membuka usaha toko sepeda sampai membuka pabrik pengolahan beras di Lampung.

“Usaha kakek saya terus berkembang ke dunia otomotif. Jadi saya dari kecil sudah mengenal dunia otomotif. Usaha beliau berdagang suku cadang di kawasan Hayam Wuruk, Kota. Jadi ini adalah rintisan pertama perusahaan keluarga dengan nama Hong You,” ujar Eddie.

Matanya seolah menerawang untuk mengingat kembali kepingan kenangan masa kecilnya bersama keluarga yang penuh perjuangan. “Waktu itu usaha keluarga ini sudah dimulai sejak 1940-an. Hong You menjual spare part mobil Amerika Serikat seperti Chevrolet dan Ford. Papa saya sampai keliling ke seluruh indonesia untuk menjualnya.”

Mada/Kompas.com Presdir PT V-Kool Indolestari, Darma Eddie Salim

Masa kecil

Dengan usaha yang terus berkembang berkat semangat kerja ayah Eddie yang tinggi, menjadi satu inspirasi dan memberikan kesan mendalam dalam perjalanan hidup seorang Darma Eddie Salim.

“Ayah saya itu sosok pekerja keras. Bayangkan, semua dikerjakan sendiri dengan hanya satu bantuan seorang sekretaris. Dari bangun sampai tidur lagi beliau terus kerja. Ayah saya adalah orang yang sangat terorgansir dalam tertib bekerja.”

Eddie mengaku dari kecil sudah dibiasakan dengan semangat kerja yang sangat keras dari sang ayah. Sedangkan pendidikan keras didapat dari ibu untuk membentuk karakter disiplin kepada anak-anaknya. ”Meski sudah hidup berkecukupan, kami diajari semua untuk tidak boros. Hal yang paling saya ingat adalah jangan melakukan sesuatu yang dapat melahirkan kekhawatirkan orang tua.”

Eddie bercerita, pernah suatu hari dia bersama temen dekat rumah diajak pergi ke pasar burung buat beli burung dara, dan tanpa izin orang tua. “Jadi saya pergi ke pasar burung gak minta izin. Lalu main burung dara ke atas genteng. Waktu itu usia saya kira-kira 10 tahun, dan ternyata orang tua saya mengetahui aksi nakal saya ini. Semua kena omelan, termasuk kakak saya yang tidak tahu apa-apa. Hal yang membuat saya ingat, ayah dan ibu saya jadi selisih pendapat karena peristiwa ini. Intinya mereka tidak mau hal buruk terjadi kepada anaknya.

Eddie dibesarkan dengan suasana disiplin seperti itu. Meski sudah berkecukupan, dia diajarkan tidak menghabiskan uang dan harus mengerti bahwa uang itu tidak dengan mudah busa didapatkan. “Prinsip orang tua saya, ada uang harus disimpan, buat generasi selanjutnya.”

Usia 11 tahun, Eddie melanjutkan pendidikan ke Singapura menyusul kakak-kakaknya yang sudah lenih dulu hijrah. Di sini tantangan dan pengalaman baru dirasakannya. Bagaimana kisah selanjutnya? simak terus Succes Story Darma Eddie Salim di KompasOtomotif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau