Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mudah Analisis Kerusakan "Otak" Mobil

Kompas.com - 30/04/2015, 13:20 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Saat kita menyervis mobil, kadang tampak mekanik membawa laptop, atau alat khusus yang dipakai untuk mendeteksi kerusakan mobil. Alat tersebut dikoneksikan pakai kabel khusus, biasanya ”dicolok” pada bagian di bawah setir atau dashboard. Inilah scanner, atau pemindai yang sangat berguna membantu mekanik menganalisis kerusakan.

Dengan alat itu, mekanik tak perlu lagi mencari kerusakan mobil secara manual, terutama untuk bagian kelistrikan. Menurut Rusdi Sopiandi, pemilik bengkel Fendryss di Jl Raya Pondok Kelapa, Jakarta Timur, scanner bisa digunakan untuk mobil-mobil yang sudah cukup canggih, minimal lansiran 1997 ke atas.

”Tapi tidak semua bisa dideteksi. Alat ini hanya bisa menganalisa penyebab kerusakan sistem komponen yang diatur oleh ECU. Misalnya pada Camry atau mobil-mobil Eropa, sistem elektrikal, transmisi, ABS, airbag, immobilizer, AC, sampai sistem injeksi dan sensor-sensor di mesin,” ujar Rusdi.

Ditambahkan, kerusakan alat tersebut sangat dibutuhkan untuk mobil-mobil masa kini yang rata-rata sudah ”sangat cerdas”. ECU sebagai otak sistem pada mobil masa kini bisa dideteksi meski tidak berkunjung ke bengkel resmi.

Namun Rusdi menegaskan bahwa kerusakan ”manual”, misalnya bunyi-bunyian kampas rem, oli mampet, atau setir yang belum digerakkan secara elektrik, harus dicari sendiri oleh mekaniknya.

”Tidak semua bengkel non resmi punya scanner, karena harganya yang cukup mahal. Lagi pula, scanner universal harus di-update untuk membaca teknologi terkini mobil-mobil yang beredar di pasaran. Data software bisa diisi sistem dari semua merek dan tipe mobil,” terang Rusdi.

Tentu, untuk menggunakannya, akan dikenakan biaya tambahan jika bukan berupa servis berkala (servis rutin, pengecekan menggunakan scanner sudah termasuk biaya servis).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau