Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi "Ichiro Algojo Jalanan" adalah Tindakan Melawan Hukum

Kompas.com - 04/02/2015, 14:06 WIB
Azwar Ferdian

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif - Aksi kontroversi Andi "Ichiro" Wenas sang Algojo Jalanan sedang menjadi perbincangan hangat di dunia maya. Satu sisi ada yang mendukung aksi Ichiro dalam menindak para pelanggar lalu lintas, tapi di sisi lain tindakan ini dinilai arogan bahkan berpotensi melawan hukum.

Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Center (JDDC) berpendapat bahwa jalan raya adalah suatu lingkungan yang tidak aman. Masyarakat pengguna jalan harus sadar bahwa ada ada ragam objek yang berbaur di jalan raya.

"Di jalanan itu ada yang ideal, tertib, waspada, disiplin dan memakai empati. Tapi ada juga yang arogan, melanggar lalu lintas, emosi bahkan orang gila dan pembunuh ada di jalan raya. Ini yang harus disadari bahwa jalan raya adalah lingkungan yang tidak aman," jelas Jusri saat berbincang dengan KompasOtomotif, Rabu (4/2/2015).

Kondisi dan aksi yang dilakukan Ichiro adalah situasi tidak bisa dikontrol dan bisa dikatakan itu adalah sifat yang tidak lumrah yang terjadi di jalanan umum. Kemungkinan terburuknya, aksi ini bisa membahayakan orang lain karena menindak pengguna jalan yang salah bukanlah tugas seorang pengendara.

"Ada undang-undang yang mengatur dan ada perangkat hukumnya. Bukan tugas pengguna jalan untuk menertibkan itu. Kita hanya sebatas melaporkan, biarkan aparat kepolisian yang menindak. Kalau bicara dari konteks hukum, aksi Ichiro ini harus segera ditindak karena akan memberikan suatu ancaman keselamatan bagi orang," lanjut Jusri.

Penegakan hukum

Jusri juga mengakui bahwa aksi-aksi arogan demikian adalah kontribusi dan cerminan dari lemahnya penegakan hukum di jalan raya. Tapi yang perlu diingat, jalanan adalah fasilitas umum dan semua orang bisa bahkan berhak untuk berada di jalan, dan itu semua diatur dalam UU Lalu-Lintas.

"Ini seperti street justice yang adalah kontribusi dari lemahnya penegakan hukum. Tapi menurut saya perilaku arogan itu tidak melulu disebabkan dari faktor lemahnya hukum karena belum tentu orang seperti ini juga tidak pernah melakukan pelanggaran lalu-lintas."

Diharapkan, dengan adanya kasus-kasus seperti ini menjadi pembelajaran semua pihak termasuk kepolisian untuk melakukan penegakan undang-undang lalu lintas. "Semua orang bisa mengendarai mobil atau motor, tapi banyak yang belum menerapkan arti etika dan taat berlalu-lintas," tutup Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau