Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Profil Andi "Ichiro" Wenas

Kompas.com - 04/02/2015, 11:00 WIB
Azwar Ferdian

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif — Sosok Andi "Ichiro" Wenas sedang mencuat ke permukaan dengan aksi-aksinya yang kontroversial di jalan raya, berperan sebagai algojo jalanan yang menertibkan pelanggar dengan cara "spesial". KompasOtomotif mencoba menelusuri siapa Andi Wenas ini dan apa motif di balik aksi menerjang para pelanggar lalu lintas yang bersinggungan dengannya.

Aksi Andi dengan menggunakan Suzuki Vitara yang dinamakan Ichiro direkam dan diunggah ke situs video. Banyak yang mendukung aksi Andi ini karena sudah gerah dengan kesemrawutan jalanan ibu kota Jakarta, yang dipenuhi dengan pelanggaran lalu lintas.

Meski demikian, aksi ini dinilai berbahaya dan berpotensi melanggar hukum karena bisa mencelakakan pengendara lain yang dianggapnya melakukan pelanggaran lalu lintas. Atau minimal, aksi ini malah bisa berakibat membahayakan diri Andi Wenas sendiri.

Lihat saja aksinya memberhentikan truk di jalan bebas hambatan. Saat itu Andi terlihat kesal dengan truk yang berpindah jalur tiba-tiba dan mengambil jalur mobil yang dikendarainya. Andi langsung memepet truk tersebut dan sontak memintanya berhenti untuk diberikan "pelajaran". Ini seolah menjadi aksi main hakim sendiri yang bisa merugikan orang lain, meski truk tersebut melakukan kesalahan dengan berpindah jalur secara tiba-tiba.

Kaskus.co.id Sosok mobil yang dijuluki sebagai
Dosen pasca-sarjana

Penelusuran KompasOtomotif sampai pada seorang sumber yang menyebutkan bahwa Andi Wenas berprofesi sebagai dosen pasca-sarjana di salah satu universitas swasta yang terkenal di Jakarta Selatan. Bahkan, disebutkannya, Andi menjabat sebagai kepala jurusan.

"Andi Wenas itu dosen saya saat kuliah dulu, dia menjabat sebagai kajur. Sosoknya sebenarnya baik, bahkan sabar dan pengertian dengan mahasiswa. Kalau saya menilainya sikap temperamental dia di jalanan itu akibat dari banyaknya pelanggaran lalu lintas yang terjadi di jalan raya," jelas sumber saat berbincang dengan KompasOtomotif.

"Saya sih mendukung-mendukung saja, selama peran polantas dalam menertibkan pelanggaran di jalan belum maksimal," lanjut dia lagi. Bentuk dukungan ini bisa diartikan bahwa masih banyak pengendara di Jakarta yang sudah benar-benar frustrasi dengan kesemrawutan di jalanan Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau