Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembeli Moge Harus Diedukasi

Kompas.com - 27/11/2014, 10:40 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Bogor, KompasOtomotif – Beli moge tak seperti memboyong skutik. Banyak fitur dan teknologi canggih wajib diketahui pemilik agar tak salah memakainya, atau jangan-jangan malah tak digunakan sama sekali karena tak tahu. Belum lagi pengguna pemula yang belum paham betul mengendarai moge sampai bagaimana etika berbagi jalan.

Langkah PT Triumph Motor Motorcycles Indonesia (TMI) mengedukasi para pembelinya soal keselamatan, fitur, dan perilaku berkendara bisa jadi rujukan. Dikatakan Yudi Yulianto, Manajer Layanan Purnajual dan Teknik TMI, (26/11/2014), di sela test ride Triumph untuk media di kawasan Puncak, Bogor, sebelum unit dikirimkan, pembeli di-brief khusus secara rinci.

”Berlaku untuk semua pengguna, mau pemula atau yang sudah biasa beli moge. Karena bagi kami itu penting, agar konsumen bisa memaksimalkan fitur serta tahu kondisi apa saja yang bisa menghilangkan garansi, sampai bagaimana mengendarai yang benar,” terang Yudi.

Rhys Leaun, Workshop Manager PT Gerai Motor Terpadu, dealer eksklusif Triumph di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, menambahkan bahwa setiap pembeli ikut dalam Pre-Delivery Inspection (PDI). Di sinilah penjelesan soal fitur dan sepeda motor dilakukan, mulai manajer servis, konsumen, dan sales.

Mereka bertiga membubuhkan tanda tangan pada lembar persetujuan sebagai pertanda paham dengan apa yang dijelaskan. ”Semua memastikan unit yang diterima dalam kondisi baik. Konsumen juga wajib baca hand book,” tegas Rhys yang akrab disapa Ricky.

Perilaku
Yudi kembali menegaskan bahwa edukasi tata cara berkendara yang baik sudah pasti menjadi bagian dari proses pembelian. Banyaknya anggapan bahwa pengguna moge adalah arogan mebuat TMI harus melakukan sesuatu.

”Kami di Triumph punya komitmen bahwa di jalan itu berarti share the road (berbagi jalan) dengan yang lain. Kami selalu mengedukasi seperti itu pada konsumen. Pelan-pelan Triumph ingin mengubah image negatif di masyarakat. Kami bukannya cerewet, tetapi justru dengan begini kami peduli,” tukas Yudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau