Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Audi dan Chrysler Terancam Hukuman di China

Kompas.com - 07/08/2014, 09:23 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Beijing, KompasOtomotif — Pemerintah pusat China, melalui Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC), mengancam akan menghukum Audi dan Chrysler karena terbukti melakukan aksi kecurangan dagang. Keduanya dituduh melanggar regulasi soal antimonopoli yang berlaku di China.

NDRC bertanggung jawab atas penertiban praktik perdagangan yang bersifat tidak kompetitif. Lembaga resmi ini mengatakan menemukan pelanggaran monopoli yang dilakukan oleh Chrysler yang berbasis di Shanghai dan Audi di Hubei.

Li Pumin, juru bicara NDRC di Beijing, dilansir Reuters, Rabu (6/8/2014), mengatakan, Pemerintah China juga sudah melakukan penyelidikan pada 12 perusahaan pemasok komponen asal Jepang dan memastikan akan memberikan hukuman berat bagi perusahaan yang terbukti melanggar regulasi yang berlaku.

Pumin tidak secara gamblang mengatakan perusahaan mana saja yang terbukti melanggar dan seberapa banyak yang menyalahi aturan.

Denda berat
NDRC juga tidak mengatakan jumlah denda yang akan dikenakan pada Audi dan Chrysler. Namun, dalam undang-undang antimonopoli yang sudah diterbitkan enam tahun lalu sudah disiapkan perhitungan denda. Jadi, perhitungan denda dilakukan terhadap 1-10 persen dari pendapatan perusahaan pada setahun sebelumnya.

"NDRC biasanya akan menetapkan persentase dari total penjualan tahunan. Besaran yang harus dibayar sangat bergantung dari seberapa besar kerja sama perusahaan dalam mendukung aksi penggeledahan," beber Colin Liu, salah satu praktisi hukum di industri otomotif.

Monopoli
Yale Zhang, Direktur Pelaksana lembaga konsultan Automotive Foresight di Shanghai, mengatakan, praktik monopoli kerap dilakukan dalam industri otomotif. Target pertama NDRC dalam menegakkan hukum terfokus pada merek-merek premium karena masalah terbesar ada di segmen ini.

"Ini sekaligus menjadi sinyal peringatan bagi industri. Jika merek top seperti Audi mendapat hukuman, merek lain akan sadar apa yang harus dilakukan selanjutnya," beber Yale.

Zhang menjelaskan, mobil premium impor di China rata-rata harganya dua setengah kali lipat dari banderol di Amerika Serikat. Perbedaan harga ini diklaim pabrikan terjadi karena perbedaan bea masuk dan beban pajak lain yang lebih tinggi.

Pemerintah China kini mulai tegas dalam praktik beberapa perusahaan multinasional yang menjadikan negara sebagai sumber keuntungan utama, terutama bagi pabrikan otomotif asing. Para awak media lokal juga terus melakukan kritisi terhadap banderol harga mobil atau onderdil yang terlalu mahal ketimbang negara lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau