Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Benar Memelihara Aki Skutik

Kompas.com - 07/08/2014, 08:53 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif Starter elektrik memang memanjakan, apalagi untuk pengguna skutik. Cukup tekan sekali, mesin menyala tanpa harus mengayun tuas engkol. Namun, hati-hati, kebiasaan inilah yang membuat usia aki lebih pendek. Efeknya bisa lebih jauh sampai kerusakan sistem kelistrikan.

Muhammad Robiansyah, mekanik AHASS Bintang Motor Buaran, Jakarta Timur, menjelaskan kepada KompasOtomotif, Rabu (6/8/2014), bahwa pemakaian electric starter, terutama pada pagi hari saat mesin akan dinyalakan pertama kali, bisa menjadi biang keladi malafungsi kelistrikan.

"Tandanya, lampu MIL (Malfunction Indicator Lamp) menyala panjang lima kali dan berkedip pendek dua kali. Mesin tidak bisa menyala, bahkan arus ke bagian speedometer tak sampai. Menggerakkan jarum speedometer saja tidak akan bisa," terang Robi.

Lebih detail, Robi mengatakan bahwa tegangan awal baterai adalah 12,35 volt. Jika pagi digunakan untuk starter elektrik, tegangan drop sampai 9 volt, mengambil listrik cadangan pengisian.

"Beda kalau diengkol. Mesin menyala, lalu dipakai. Dan untuk menyalakan kembali, tegangan tidak turun drastis dan menguras cadangan pengisian karena hanya butuh 10,5 hingga 11 volt. Ini yang bikin aki awet," tukasnya.

Tidak mogok
Dikatakan, meski aki drop, mesin tetap menyala ketika diengkol. Sebab, sistem kelistrikan untuk skutik sudah DC, bukan AC. Meski demikian, jika diteruskan tanpa penggantian aki yang soak, kumparan generator akan bekerja dobel dan berpotensi gosong. Sebab, kinerja injektor tanpa sokongan listrik dari aki.

"Tegangan kumparan pengisian semakin diambil, dan kualitasnya semakin berkurang. Itulah sebabnya, disarankan setiap pagi untuk menyalakan mesin diengkol saja. Starter elektrik dipakai untuk penyalaan kedua," saran Robi.

Informasi tambahan, usia aki skutik yang normal bisa mencapai tiga sampai lima tahun. Dengan pemakaian yang salah, usia bisa berkurang tak sampai dua tahun atau bahkan banyak yang sudah mati hanya dalam waktu beberapa bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau