Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Mengerem yang Benar dan Aman

Kompas.com - 19/05/2014, 15:30 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Tidak semua orang mahir mengendalikan sepeda motor. Namun yang lebih penting sebenarnya bukan soal bermanuver, tetapi justru hal-hal sederhana seperti teknik mengerem. Banyak yang asal mengerem untuk mengurangi kecepatan atau berhenti, padahal untuk mengerem secara aman ada teorinya.

Menurut Emerson Tantono, Network Development dan Instruktur Senior Safety Riding PT Astra Honda Motor, sebenarnya mengerem yang benar-benar efektif adalah menggunakan secara bersamaan antara rem depan dan belakang, bukan mengoptimalkan salah satu.

”Kita tidak bicara presentase kekuatan, misalnya rem depan dan belakang harus total jumlahnya 100 persen. Karena itu rancu. Lebih efektif untuk menghentikan atau memperlambat laju adalah menggunakan rem depan,” tegas Emerson kepada KompasOtomotif, (19/5/2014).

Berikut detail tips dari Emerson untuk semua biker agar menguasai teknik mengerem yang benar:
1. Dilihat tipe sepeda motor, menurut Emerson hampir sama jika bicara pengereman. Memang, untuk sepeda motor sport akan lebih kompleks, karena sesudah mengerem harus dibarengi dengan memindah gigi ke lebih rendah (engine brake) jika ingin semakin efektif. Ini juga mirip untuk sepeda motor bebek, namun karena bobot jenis cub tidak seberat sport, engine brake dilakukan jika urgent.

2. Belajar dulu! Saat belajar naik kendaraan roda dua misalnya sepeda, sudah terpatri dalam benak agar pakai rem belakang dulu. Nah, untuk sepeda motor tidak bisa sepenuhnya diterapkan. ”Banyak asumsi biker mengerem roda belakang lebih efektif, pemikiran ini yang harus diubah,” tegas Emerson.

3. Penekanan atau kekuatan rem, biker sendiri yang bisa menentukan. Hal ini dilihat dari kecepatan dan kondisi jalan. Misalnya di jalan basah, alangkah baiknya tidak terlalu ditekan jika mengerem. Itulah sebabnya, jika di jalanan basah atau licin, wajib mengurangi kecepatan agar jika sewaktu-waktu butuh mengerem, tidak ditekan keras karena laju sepeda motor terlalu kencang.

Penggunaan jari untuk menarik tuas rem sesuaikan dengan kekuatan yang dibutuhkan. Untuk pengereman maskimal, bisa menggunakan empat jari seperti gerakan meremas. ”Perlu diingat, rem tidak berdiri sendiri. Pikirkan keselamatan jika jalan licin dengan mengurangi kecepatan. Penggunaan rem tetap depan dan belakang, jangan salah satu,” pesan Emerson.

4. Penggunaan rem belakang saja hanya disarankan untuk kondisi tertentu. Misalnya melewati turunan dengan kecepatan rendah. Rem belakang saja akan membuat sepeda motor tidak stabil alias ”ngesot”.

5. Menikung. Secara teori, rem hanya digunakan menjelang masuk tikungan untuk memperlambat laju. Begitu sudah masuk tikungan, justru lakukan akselerasi agar cengkeraman roda depan semakin baik. Banyak yang salah, saat berada di tikungan malah melakukan pengereman. Dikatakan Emerson akan sangat berbahaya, apalagi dalam kecepatan tinggi.

6. Secara umum perlu latihan menggunakan rem repan. Hal ini dibutuhkan untuk mengantisipasi jika melakukan pengereman mendadak. Jangan takut menggunakan rem depan, asal dilakukan dengan benar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau