Jakarta, KompasOtomotif – Kalau dipilah-pilah secara kasar, ada tiga tipe konsumen utama sedan Mercedes-Benz. ”Big boss” mapan cenderung pilih S-Class, lalu E-Class dinaiki para direktur dan pengusaha sukses, lanjut ke bawah lagi ada C-Class untuk para manajer dan pemimpin muda. Kini muncul diferensiasi baru dengan lahirnya CLA-Class yang merupakan sepupu dari C-Class, menyasar konsumen lebih muda lagi.
Mercedes-Benz pernah menyatakan soal target usia pengguna yang lebih muda 10 tahun ketimbang C-Class. Sejauh ini tidak masalah, tetapi ketika dibandingkan soal harga, keduanya mirip dan berpotensi akan ”saling makan”. CLA dijual di rentang Rp 639-699 juta dan C-Class di rentang Rp 675-745 juta (semua off the road).
Apalagi, sasaran pengguna juga tak beda jauh, orang-orang berusia muda yang mapan. Potensi CLA mencaplok pasar C-Class bahkan bisa jadi lebih besar, karena mempunyai dimensi lebih kecil dan desain lebih atraktif. Harga lebih murah pula!
”Tidak akan saling makan, mereka punya segmen masing-masing. Kalau pun C-Class tergerus, saya yakin tidak banyak karena apa yang ditawarkan keduanya berbeda. Justru dengan adanya CLA akan menambah pasar,” kata Stephan Moebius, Direktur Pemasaran PT Mercedes-Benz Indonesia kepada KompasOtomotif usai peluncuran CLA-Class, (13/3/2014).
Dikatakan Moebius, kekhawatiran itu sudah ada sejak pertama kali CLA-Class yang kerap dijuluki ”Baby Benz” ini muncul tahun lalu. Kendati demikian, Mercedes-Benz tetap bisa menjual keduanya beriringan dan berpotensi memperbanyak volume penjualan.
Kekhawatiran yang Sama
Penelusuran KompasOtomotif juga mirip dengan yang dikatakan Moebius. Ketika C-Class terbaru diluncurkan di Amerika Serikat Januari silam, kekhawatiran yang sama juga muncul. Namun saat itu President dan CEO Mercedes-Benz US, Steve Cannon, menjawab bahwa kanibalisasi sebenarnya tidak masalah, karena CLA akan membuat pasar baru.
Dikatakan Cannon, pada kenyataannya, pembeli CLA jauh lebih muda ketimbang pemilik C-Class, bahkan 18 persen dari pembeli itu berusia 20-an tahun! Dan inilah yang disebut Cannon sebagai ”permainan” yang sedang dijalankan Mercedes-Benz untuk menggaet konsumen.
”CLA justru membantu penjualan C-Class. Banyak konsumen datang ke showroom untuk melihat CLA tapi pergi dengan membeli C-Class. Itu karena kedua produk ini berbeda, kini tergantung pada kebutuhan masing-masing,” jelasnya dikutip USAToday.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.