Kendati yang merakit ADM, namun LCGC yang diekspor ini menggunakan merek Toyota. Di Filipina, selanjutnya, mobil kecil bermesin 1.000 cc, 3-silinder ini berganti nama menjadi Toyota Wigo. Perbedaan dengan Agya dan Ayla, setir kiri, ditambahi dengan wiper belakang dan seleksi AC yang lebih lengkap. Di negara tetangga tersebut Wigo diperkirakan dijual 448.000 - 530,000 peso atau Rp 120 - 140 juta.
“Pemerintah tentu sangat senang dengan ekspor mobil. Ini satu-satunya, mobil yang diprogramkan pemerintah akhir bisa juga diekspor,” jelas Menteri Perindustrian Muhammad S. Hidayat, setelah melepas truk gandengan yang membawa Toyota Wigo ini ke pelabuhan.
Pada pelepasan ekspor ini, MS Hidayat didampingi oleh Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto, Executive Vice President Daihatsu Motor Company, Tatsuya Kaneko, Managing Officer Toyota Motor Corporation (TMC), Hiroyuki Fukui dan Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor, Sudirman MR.
“Ini bukti, mobil yang dibuat oleh ADM, kualitasnya diterima di pasar international. Ekspor ini juga membuktikan propgram pemerintah berjalan dengan baik, sesuai rencana. Selain untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, LCGC juga ternyata juga di ekspor,” jelas Sudirman MR pada sambuatannya.
Basis Produksi
Sementara itu, Managing Officer TMC, Hiroyuki Fukuo mengatakan, “Toyota Group telah mempercayakan Indonesia sebagai basis produksi global. Volume ekspor Toyota dan Daihatsu Indonesia telah menguasai 80 ekspor CBU dari Indonesiia atau 138.000 unit pada tahun lalu. Kami mengekspor ke lebih 80 engara, terdiri dari CBU, CKD, mesin dan komponen,” jelasnya.
6 .000 unit
Jumlah LCGC yang diekspor ke Filipina 500 unit per bulan atau 6.000 unit per tahaun. “Jumlah itu tidak mempengaruhi permintaan domestik yang masin inden. Kita sudah memperhitungkan dari awal,” jelas Widyawati Sudigdo, General Manager Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM).
Sementara itu, Pongky Prabowo, Direktur Manufaktur ADM, mengatakan pabrik ADM di Karawang sangat fleksibel. “Kalau permintaan dalam negeri tinggi terhadap LCGC, kita akan memperkerjakan 3 shift. Sekarang ini dua shift. Jadi tidak ada inden lama. Kita tentu berusaha menjaga, jangan sampai konsumen lari ke LCGC merek lain,” jelasnya. Saat ini, pabrik Daihatsu di Karawang memproduksi 120.000 unit kendaraan per tahun, sebagai besar adalah LCGC yang terdiri dari Asatra Toyota Agya dan Astra Diahatsu Ayla.
Pada kunjungan singkat beberapa wartawan ke pabrik perakitan yang diresmikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Dr. Boediono pada 22 April tahun lalu ini, ternyata di pabrik ini juga dirakit Avanza dan Xenia. “Kita juga membantu pabrik di Sunter,” jelas Frederick yang mendampingi wartawan untuk melihat proses perakitan dan kontrol kualitas mobil yang dilakukan pabrik Daihatsu Karawang Karawang ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.