KompasOtomotif - Keberhasilan Mark Webber memenangi F1 Monaco (27/5) berbuntut tidak mengenakkan. Muncul spekulasi, kemenangan pebalap Red Bull Racing berpotensi menuai protes dari tim lawan, seperti dari Ferrari, McLaren, dan Mercedes berkaitan dengan legalitas mobilnya.
Ketiga tim mengincar bagian belakang mobil. Terutama, lubang di lantai di depan roda belakang RB8 yang dikemudikan Webber, dinilai tidak sesuai dengan regulasi. Sementara, pada mobil-mobil lain juga ada lubang yang berada di samping dengan kondisi tidak sepenuhnya tertutup.
Usai balapan, memang ada pembicaraan soal lubang di RB8 dan bahkan Ferrari dan McLaren akan mengajukan protes. Namun, sampai panitia mengeluarkan hasil lomba, tak ada satu pun layangan surat protes ke panitia.
Tapi, McLaren dan Ferrari mengatakan bahwa mereka antusias untuk mendapatkan klarifikasi tentang lubang tersebut, paling cepat sebelum balapan berikut di Kanada. "Saya mendengar tentang itu (isu lubang) ketika dalam diskusi dan pasti kita membutuhkan klarifikasi tentang hal itu," jelas pimpinan tim Ferrari Stefano Domenicalli.
Di pihak lain, Martin Whitmarsh dari McLaren mengatakan dirinya tidak mau mengomentari mobil orang lain. Itu urusan FIA untuk membuat keputusan, tapi kalau bisa sudah diselesaikan sebelum balapan berikutnya.
Bos RBR Christian Horner coba membela diri. Dikatakannya, timnya telah memiliki persetujuan penuh dari FIA kalau desain tersebut legal. "Saya akan kecewa kalau sampai ada protes," komentarnya. Ditegaskannya, kalau perubahan itu telah berkonsultasikan dengan FIA. Dan pihaknya telah punya pendapat secara tertulis yang menyatakan penafsiran, sehingga akan mengecewakan jika ada protes.