KOMPAS.com — Kalau Anda punya Mitsubishi Lancer Evolution VIII, apalagi kondisi mesin sudah dikorek, boleh jajal melawan Lancer Evo VIII GSR ini di ajang drag race. Ebel, sang pemilik, tentu sangat senang karena ia memang mempersiapkan mobil ini untuk lomba tersebut.
Mau tahu tenaganya? Ketika tekanan turbo 2.3 bar, tenaga yang dicapai sebesar 595 HP. Saat QTT di Sentul, kenang Ebel, mobil ini bisa melesat 11 detik dengan boost 2,1 bar dan tenaga 540 HP. Padahal, setelah tahap ini, boost turbo bakal dipanteng pada 2,7 bar dengan estimasi keluaran tenaga hingga 700 HP.
Edan. Layak jika Evo ini dijuluki "tenaga monster". Nah, pertanyaannya, kok dapur pacu bisa sedahsyat itu? Padahal, kapasitas mesin hanya 2.000 cc.
Memang, mesin 4G63T bawaan mobil diberi terapi dengan pemasangan stroker kit. Hasilnya, kapasitas dapur pacu terdongkrak menjadi 2.300 cc setelah memakai stroker kit AMS.
Kapasitas bisa melonjak lantaran setang piston memiliki panjang 156 mm dan dimensi kruk as hingga 100 mm. Adapun metal duduk dan jalan menggunakan ARP untuk menjamin daya tahan mesin saat digeber hingga titik batas.
Dengan ubahan itu, turbo standar tentu tak bisa mengimbangi sehingga diganti dengan produk Comp Turbo. Turbo buatan Negeri Paman Sam berkode CT4380 itu sudah mengadopsi triple ball bearing yang memiliki diameter kompresor hingga 4 inci pada inlet dan 3 inci di outlet. "Pada housing turbo masih di-porting agar flow udara jadi lebih padat," papar Ebel.
Dengan tenaga mesin yang gahar, "otak" mesin pun harus pintar. Untuk itu, Ebel mempercayakan Haltech PS2000. Perangkat manajemen mesin dari Australia ini punya beberapa fitur canggih, seperti barometric dan flat shift. Yang pertama berfungsi menganalisis iklim dan tingkat kelembabannya. Sementara itu, yang satu lagi berfungsi memindahkan gigi. Jadi, penunggangnya tak perlu mengendurkan pedal gas.
Dalam laga yang berkutat pada detik ini, tenaga mesin juga perlu diimbangi transmisi. Perangkat bawaan mobil berikut gearbox digusur oleh segelondong gear box Hollinger tipe Dog Box yang memungkinkan si penunggang tak perlu menginjak kopling saat melaju (perpindahan gigi). Selain itu, transmisi 4-percepatan itu dimaksimalkan lagi dengan penggunaan sequential shift buatan SQS. Dengan begini, proses pindah gigi (naik atau turun) cukup dengan mendorong tongkat. (Tomo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.