Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kijang Innova: Satu Busi Satu Koil, Makin Mantap

Kompas.com - 11/05/2009, 19:54 WIB

Dengan demikian, kinerja sistem pengapian Innova jauh lebih baik, lebih andal. Kerugian karena induksi kabel busi bisa dihilangkan. Juga tidak menimbulkan storing pada audio dan radio.

Pengaruh Pengapian
Kerja sistem pengapian sangat berpengaruh pada performa mesin. Makin baik kerja sistem pengapian—selain waktu (timing) dan besarnya bunga api yang dihasilkan—tenaga yang dihasilkan mesin bertambah. Konsumsi bahan bakar juga jadi lebih irit. Suara yang ditimbulkan mesin lebih halus. Tak kalah penting, hal itu juga ikut menurunkan polusi gas buang.

Knock Sensor
Kerja pengapian, yaitu waktu mencetuskan bunga api pada busi, ditentukan oleh langkah kerja mesin. Pengapian terjadi menjelang akhir langkah kompresi.

Mesin Kijang Innova dirancang dengan efisiensi kerja tinggi. Hal itu bisa dilihat dari perbandingan kompresi mesin yang termasuk tinggi, 9,8 : 1. Sebenarnya, untuk mesin dengan perbandingan kompresi setinggi itu, lebih mantap menggunakan asupan bahan bakar dengan nilai oktan lebih tinggi, misalnya 92 atau 95.

Masalahnya, menggunakan bensin beroktan lebih tinggi memaksa pemilik Innova harus mengeluarkan biaya lebih banyak untuk bahan bakar. Pasalnya, bensin beroktan tinggi, seperti produk Pertamina, yaitu Pertamax dan Pertamax Plus serta produk Shell, harganya lebih mahal dari Premium.

Akibatnya, meski menggunakan Pertamax atau Pertamax Plus, konsumsi bahan bakar per kilometer lebih irit. Namun, total rupiahnya tetap saja lebih tinggi. Inilah yang menyebabkan konsumen lebih tertarik memberikan asupan “gizi” standar buat Kijang Innovanya. Toh, akibat langsung tidak dirasakan. Mesin tetapi bekerja dengan mulus. Kecuali, lebih boros atau akselerasi agak payah dibandingkan bila menggunakan Pertamax, apalagi bila bebannya penuh dan disuruh lagi menanjak.

Kondisi ini telah diantisipasi oleh Toyota. Mesin Innova dilengkapi dengan “knock sensor”. Nah, bila mesin mengalami detonasi atau “mbrebet”, menembak karena gizi bahan bakar yang kurang cocok dengan selera mesin, knock sensor akan memberi informasi ke komputer mesin.

Selanjutnya, komputer mengubah waktu pengapian secara otomatis. Dalam hal ini, dimajukan. Hasilnya, gejala menembak bisa langsung dicegah.

Gizi Bensin
Makin bagus kualitas bensin, kerja mesin makin efisien alias irit. Jumlah bahan bakar yang terbakar lebih banyak. Proses pembakaran juga berlangsung lebih cepat. Ini yang menyebabkan bensin beroktan tinggi menghasilkan tenaga dan akselerasi lebih mantap dibandingkan Premium.

Mengingat Kijang Innova adalah kendaraan keluarga, dan sering digunakan dengan muatan banyak, termasuk ke luar kota, tak ada salahnya—malah lebih baik—sekali-kali diberi bensin beroktan tinggi. Terutama, bila Innova harus membawa muatan banyak serta melalui jalanan penuh tanjakan dan macet.

Dengan asupan gizi yang lebih baik, yaitu bensin beroktan lebih tinggi, mesin bekerja lebih ceria dan mantap. Perjalanan berat pun jadi lebih ringan. Juga perlu diingat, menurut Toyota, setiap 20.000 km atau 24 bulan, busi harus diganti. Tujuannya agar bisa tetap bekerja optimal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com