Setelah lebih empat tahun bertahan dengan wajah yang sama, akhirnya PT Indomobil Niaga International (IMNI) Roda-2 memperkenalkan versi baru Suzuki Satria FU 150. Bebek supersport (gimmick marketing Suzuki menyebutnya: hyper underbone) ini diperkenalkan oleh Kenji Saito, Direktur Pemasaran IMNI, pada hari pertama pembukaan Jakarta Motorcycle Show, Sabtu (6/12).
Cukup menarik, komponen untuk mempergagah penampilan Satria ini diadopsi dari Yoshimura yang sudah sangat dikenal oleh para bikers di Tanah Air. Perubahan yang dilakukan Suzuki adalah mengganti model lampu depan dan fairing (tudung), panel instrumen (desain spidometer), ujung knalpot, rangka alumunium, dan behel atau pegangan belakang motor.
Kali ini, konsumen Indonesia cukup beruntung. Inilah model terbaru Satria yang hanya dipasarkan di tiga negara ASEAN dengan nama berbeda. Di Thailand diberi nama Raider, sedangkan di Filipina Dagger. Sayangnya, model ini muncul di saat krisis ekonomi mulai mencengkeram lebih dalam sebagian masyarakat atau konsumen motor kelas atas.
Dibandingkan dengan kompetitor utamanya, yaitu Honda CS1, perbedaan harga hampir Rp 1 juta. Namun, Satria menang unggul untuk teknologi mesin, kapasitas dan tenaga yang dihasilkan. CS1 dipersenjatai Honda dengan mesin SOHC (single overhead camshaft) dengan kapasitas 125 cc, sedangkan Satria DOHC (double overhead camshaft).
Kompetitor lain Satria adalah Jupiter MX dengan mesin 135 cc yang saat ini versi paling mahal (cast wheel dan kopling otomatik) ditawarkan dengan harga Rp 15.050.000. Dari segi tenaga dan torsi Jupiter MX memang kalah. Tenaga maksimumnya 11,33PS @8.500 rpm dan torsi 1,165 kgfm @5.500 rpm.
Takometer menggunakan model jarum dengan dasar instrumen putih berbentuk lingkaran. Di pinggir takometer diberi ornamen berlapiskan krom untuk memberi kesan sporty dan eksklusif. Versi lama, pinggiran takometernya berwarna hitam, sama dengan panel.
Bentuk angka dan ukuran juga berubah. Versi baru lebih besar (tentu saja makin mudah dibaca), sedangkan Satria lama menggunakan huruf reguler lama (italic atau miring). Instrumen lain dengan tayangan digital adalah spidometer, indikator bahan bakar, tripmeter, dan indikator mode “eco” dan “power”. Angka-angkanya mudah dibaca karena menggunakan dasar oranye.
Kini motor supersport bebek ini dilengkapi dengan dua pilihan model mengendarai yang disebut Suzuki dengan S-DMS (Suzuki Drive Mode Switch), yaitu "eco" dan "power". Tombol mode itu ditempatkan di sisi kanan panel instrumen dan mudah dicapai pengendara saat melaju.
Perubahan lainnya adalah di bagian depan, yaitu segitiga setang yang kini dilapisi dengan silver (sebelumnya hitam), sedangkan di bagian belakang, perubahan pada ujung corong knalpot. Versi baru berbentu oval segitiga, khas Yoshimura. Di belakang, behel atau pegangan di belakang sadel tampil dengan penampilan baru. Begitu pula dengan rangka alminium baru dengan pelindung kaki di kanan dan kiri motor.
Mesin | |
Tipe | 4-tak , DOHC, 4 katup, silinder tunggal, pendingin udara |
Kapasitas | 147,3 cc |
Diameter x langkah | 62 x 48,8 mm |
Perbandingan kompresi | 10,2 : 1 |
Tenaga maks. | 16 PS @9.500 rpm |
Torsi maks. | 1,27 kgf-m @8.500 rpm |
Karburator | MIKUNI BS 26 - 187 |
Saringan udara | Kertas |
Sistem starter | Kaki & elektrik |
Transmisi | 6 kecepatan, 1 ke atas, 5 ke bawah |
Kopling | Multiplat, basah |
Sasis | |
Suspensi Depan | Teleskopik, pegas spiral dan bantalan oli |
Belakang | Monoshock, lengan ayun, pegas spiral dan bantlan oli |
Rem Depan & Belakang | Cakram |
Ban & Roda Depan | 70/90-17 38S |
Belakang | 80/90-17 44S |