KLATEN, KOMPAS.com - Fuel dilution atau tercampurnya bahan bakar dengan oli mesin merupakan masalah serius yang dapat merusak performa dan usia pakai mesin kendaraan.
Kondisi ini dapat menyebabkan pelumas kehilangan kekentalannya, dan mengurangi efektivitasnya dalam melumasi komponen mesin sehingga mempercepat keausan.
Untuk mencegah masalah ini, penting untuk konsumen menghindari kebiasaan-kebiasaan berikut ini.
Mengabaikan Perawatan Mesin
Perawatan mesin yang teratur adalah kunci untuk menjaga kendaraan Anda tetap dalam kondisi optimal.
Mengabaikan perawatan rutin, seperti pemeriksaan sistem injeksi bahan bakar, filter udara, atau busi, dapat menyebabkan pembakaran tidak sempurna di ruang bakar.
Technical Specialist PT Pertamina Lubricants (PTPL) Brahma Putra Mahayana mengatakan bahan bakar yang tidak terbakar sempurna dapat masuk ke ruang oli, meningkatkan risiko fuel dilution.
“Sisa BBM yang tidak terbakar akan turun melalui celah ring piston dan dinding silinder, sehingga bercampur dengan oli, seiring pemakaian fuel dilution akan terkalkulasi dan merusak,” ucap Brahma kepada Kompas.com, Sabtu (11/1/2025).
Maka dari itu, konsumen harus melakukan servis berkala pada kendaraan, sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh pabrikan untuk berupaya menjaga kesempurnaan pembakaran.
“Sebisa mungkin kan pembakaran sempurna, meski tak akan selalu demikian, fuel dilution berpeluang selalu terjadi, namun jumlahnya bisa dikontrol dengan memperhatikan perawatan,” ucap Brahma.
Pakai BBM Tak Berkualitas
Brahma mengatakan, kualitas BBM turut mempengaruhi kesempurnaan pembakaran pada mesin, sehingga dapat menentukan apakah fuel dilution terjadi berlebihan atau tidak.
“Gunakan bahan bakar dengan nilai oktan atau cetane yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan kendaraan, dan hindari membeli dari tempat yang diragukan kualitasnya untuk mencapai kesempurnaan pembakaran,” ucap Brahma.
Menunda Ganti Oli Mesin
Brahma mengatakan, oli mesin yang sudah terlalu lama digunakan cenderung kehilangan sifat pelumasannya dan lebih rentan terhadap kontaminasi, termasuk oleh bahan bakar.
“Menunda penggantian oli hanya akan memperburuk kondisi mesin dan meningkatkan risiko fuel dilution, batas toleransi fuel dilution hanya 2 persen atau 2.000 ppm, selebihnya oli akan sangat encer dan bisa dikatakan sudah rusak,” ucap Brahma.
Brahma menyarankan konsumen untuk mengikuti jadwal penggantian oli di buku panduan kendaraan. Dengan demikian, oli dengan kualitas buruk bisa tergantikan dengan yang baru, sehingga sistem pelumasan kembali prima.
Fuel dilution berlebihan dapat dicegah dengan langkah-langkah sederhana seperti tak mengabaikan perawatan mesin, selalu gunakan bahan bakar berkualitas, dan pastikan oli mesin diganti secara teratur.
https://otomotif.kompas.com/read/2025/01/12/114100215/kebiasaan-buruk-pengendara-bikin-fuel-dilution-meningkat