JAKARTA, KOMPAS.com - Helm merupakan salah satu riding gear penting saat mengendarai motor. Fungsinya adalah meminimalisir cedera kepala saat terlibat kecelakaan di jalan raya.
Tersedia berbagai pilihan helm yang bisa dipilih oleh pengendara, seperti open face atau half face, dan full face. Biar praktis, sebagian orang pilih model half face buat dipakai harian, tapi tidak sedikit juga yang memakai full face.
Belum lagi tampilan helm full face lebih menutup bagian muka. Seharusnya dibandingkan half face bisa meredam cedera kepala lebih baik.
Namun, ada kalanya helm full face malah memperparah cedera kepala saat terlibat kecelakaan. Ahmad M, Pegiat Komunitas Belajar Helm mengatakan, helm full face bisa berbahaya kalau tidak sesuai peruntukan dan tidak pas di kepala.
"Misal helm race type (buat balap) jangan dipakai buat perjalanan jauh. Yang ada pusing dan bikin leher pegal, balapan saja cuma satu jam maksimal. Tapi di sini ada helm race yang dipakai touring, ya cari penyakit," kata Ahmad kepada Kompas.com, Selasa (3/12/2024).
Ahmad menjelaskan, helm khusus dipakai buat balap kebanyakan lebih berat dibanding helm full face untuk touring. Selain itu, ukuran helm juga harus pas di kepala, jangan kebesaran atau kekecilan.
"Bila kebesaran, bisa terlepas helmnya dari kepala kalau kecelakaan parah. Kalau tabrakan pelan, bisa menyebabkan gesekan kepala dan bagian helm, alias lecet," kata Ahmad.
Sedangkan kalau pakai helm kekecilan, bisa menyebabkan kepala rasanya seperti diikat. Jadi terasa sakit dan menyebabkan pengendara tidak fokus.
Jadi kalau pakai helm full face untuk harian, pastikan peruntukannya benar dan pakai ukuran yang pas. Jangan sampai cuma mengejar tampilan keren tapi malah memperparah cedera ketika terlibat kecelakaan.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/12/03/200100715/plus-minus-pakai-helm-full-face-saat-berkendara-motor