Maka dari itu, tak heran jika banyak merek mobil yang mulai memperkenalkan produk elektrifikasi di Tanah Air. Mulai hybrid, plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) hingga mobil listrik murni atau battery electric vehicle (BEV).
Salah satu produsen otomotif yang mulai bermain di segmen kendaraan listrik adalah Mazda Indonesia, dengan menghadirkan BEV pertamanya yakni MX-30 pada November 2024 lalu.
Meski demikian, Ricky Thio, Chief Operating Officer PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) mengungkap fakta bahwa sebenarnya konsumen Mazda tidak berfokus pada teknologi elektrifikasi.
“Konsumen Mazda itu yang dipikirkan adalah Jinba Ittai, tidak terlalu ke EV (PHEV atau EV). Mereka sudah tahu kalau mau beli Mazda ya ‘i want to drive’, lebih ke arah sana. Makanya kita boleh dibilang sudah punya Mazda lovers,” ucap Ricky, saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (3/12/2024).
Sementara itu, Pramita Sari, Marketing & Communications General Manager PT Eurokars Motor Indonesia (Mazda Indonesia) menambahkan, konsumen yang membeli mobil listrik Mazda MX-30 karena desain Jinba Ittai, tidak terlalu memikirkan soal jarak tempuh.
“Salah satu pembelinya saat ini masih menggunakan CX-8. Pas kita mengeluarkan EV, kita sudah jelaskan jaraknya 200 Km, tapi karena kebutuhannya dalam kota dan dia suka rasa berkendara Jinba Ittai di Mazda MX-30 itu juga bisa dirasakan, jadi dia tidak perlu adjustment terlalu banyak,” kata Pramita.
Sebagai informasi, mobil listrik Mazda MX-30 menggunakan baterai berkapasitas 35,5 kWh dengan tenaga maksimal 143 Hp pada 4.500-11.000 rpm dan torsi 270,9 Nm pada 3.243 rpm. Mobil ini memiliki daya tempuh 200 km (WLTP).
Mazda MX-30 juga dilengkapi fitur keselamatan i-Activsense, seperti Smart Brake Support (SBS) dan Blind Spot Monitoring (BSM), dibanderol dengan harga Rp 860 juta.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/12/03/160100615/pertimbangan-konsumen-mazda-beli-ev-bukan-jarak-tempuh