Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tes Lengkap Yamaha Lexi LX 155, dari Performa sampai Biaya Servis

JAKARTA, KOMPAS.com – Yamaha Lexi LX 155 yang meluncur pada Januari 2024 mendapatkan beberapa ubahan yang membuat tampilannya menjadi lebih segar dan modern.

Secara dimensi, tidak ada perubahan mendasar. Skutik ini memiliki ukuran 1.970 mm x 720 mm x 1.135 mm yang masih identik dengan sebelumnya.

Kalau dibandingkan dengan skutik bongsor, ukuran Lexi LX 155 sedikit lebih kecil. Tapi motor ini jelas lebih besar ketimbang skutik 125 cc kebanyakan.

Satu perbedaan dibandingkan NMAX ataupun Aerox, Lexi LX 155 memiliki dek tengah. Sehingga lebih fleksibel buat angkut barang.

Terlebih motor ini juga punya gantungan di bagian tengah. Tapi sayang bagasi di bawah joknya terbilang kecil.

Desain lampu depan kini lebih manis dengan model lampu sein terpisah. Tapi aura Maxi masih terpancar dengan windshield khas skutik bongsor.

Beralih ke bagian buritan, bentuk lampu belakang juga berubah, menjadi lebih meruncing. Tak ketinggalan terdapat tambahan mata kucing di bagian belakang kanan-kiri sepatbor.

Melihat tampilan dasbor juga mengalami ubahan, di mana layar instrumen sudah mengusung spidometer dengan LCD Full Digital. Layar LCD-nya cukup besar dengan tampilan informatif.

Namun sayang saat berkendara di bawah terik matahari, layar tampak kurang cerah sehingga mengurangi visibilitas pengendara.

Bisa dibilang ubahan utama Lexi LX 155 adalah penggunaan mesin baru 155 cc VVA, yang basisnya diambil dari Aerox 155.

Mesin ini dibuat lebih halus dan lebih bertenaga, karena sudah pakai pengatur tensioner hidrolik seperti pada mesin Honda PCX atau Vario 160.

Dengan teknologi ini, tensioner rantai keteng tidak perlu disetel secara manual lagi, namun menggunakan tekanan dari oli.

Makanya Lexi LX 155 pakai crankcase dengan jalur oli yang berbeda dibandingkan sebelumnya. Hasilnya, mesin Lexi LX 155 lebih bertenaga dibandingkan model lama.

Berdasarkan spesifikasi resminya, Lexi LX 155 mengusung mesin 155 cc bertenaga 11,3 kW atau setara 15,1 Tk pada 8.000 rpm dan torsi 14,2 Nm pada 6.500 rpm.

Adapun mesin Lexi 125 atau model lamanya menghasilkan tenaga 8,75 kW atau setara 11,7 Tk pada 8.000 rpm dan torsi 11,3 Nm pada 7.000 rpm.

Di sektor mesin, Lexi LX 155 turut dibekali dengan teknologi Variable Valve Actuation (VVA) yang dapat meningkatkan performa pada setiap putaran mesin.

Dengan adanya fitur SSS juga sangat membantu untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar. Mesin akan otomatis mati ketika laju motor berhenti dan akan otomatis nyala ketika tuas gas diputar.

Fitur lain yang sangat bermanfaat adalah Electric Power Socket, yang sangat membantu untuk menjaga baterai smartphone tetap terisi. Namun Yamaha masih menggunakan soket car charging yang perlu konverter, bukan model USB.

Tak ketinggalan, skutik ini sudah memiliki Smart Key System atau sistem tanpa anak kunci (wireless). Fitur ini terbukti ampuh untuk mengurangi potensi motor dicuri maling.

Pada remote-nya juga dilengkapi dengan Answer Back System, yang memudahkan mencari motor saat di parkiran.

Satu lagi fitur unggulan yang menjadi pembeda antara Lexi LX 155 dengan para kompetitornya, yakni adanya teknologi Y-Connect.

Teknologi modern dan informatif yang menghubungkan antara motor dengan smartphone untuk menginformasikan rekomendasi perawatan, konsumsi BBM, Lokasi parkir terakhir, notifikasi malfungsi, dan lain-lain.

Dengan mesin berkapasitas lebih besar dan lebih bertenaga dibandingkan model sebelumnya, bagaimana dengan impresi berkendaranya?

Mengusung basis yang sama dengan model lama, rupanya tak ada yang berubah dari sisi posisi duduk.

Dengan postur Test Rider Kompas.com setinggi 163 Cm, Lexi LX 155 masih cukup jenjang saat diduduki. Kaki pengendara agak jinjit, meskipun jok yang lebar memberikan kenyamanan cukup baik.

Saat dipakai berkendara tidak ada masalah. Tapi ketika berhenti di lampu merah, memang posisi duduk harus lebih maju agar kedua kaki bisa menapak.

Salah satu keunggulan Lexi LX 155 dibandingkan NMAX dan Aerox adalah dek tengah model rata, bahkan Lexi LX 155 jadi satu-satunya Maxi Yamaha yang memiliki fitur tersebut.

Buat membawa barang memang cukup leluasa, apalagi terdapat gantungan barang. Sementara posisi kaki bisa ditempatkan di sisi luar kanan-kiri.

Menariknya, dek tengah Lexi memiliki posisi sandaran kaki yang agak maju ke depan. Bikin kaki pengendara lebih fleksibel waktu riding, meskipun rasanya tidak senyaman saat duduk di atas NMAX ataupun Aerox.

Urusan bobot, Lexi LX 155 tidak bisa dibilang ringan. Berdasarkan spesifikasi di atas kertas, motor memiliki bobot 116 Kg dan 118 Kg bergantung varian.

Untuk menaikkan standar tengah dalam posisi statis masih cukup mudah, bahkan tergolong mudah. Tapi untuk maju-mundur motor sewaktu parkir tidak bisa disamakan dengan skutik kecil.

Selain bobot yang lebih berat, ukurannya juga cukup besar. Bahkan lebih besar daripada Vario 160, tapi tidak sebesar Aerox. Beranjak ke rasa berkendara, dengan mesin yang lebih besar, tentu saja Lexi LX 155 semakin lincah diajak bermanuver di perkotaan.

Lexi LX 155 dibekali mesin 155 cc bertenaga 15,1 Tk pada 8.000 rpm dan torsi 14,2 Nm pada 6.500 rpm. Torsinya bahkan sedikit lebih besar dari Nmax.

Tarik gas sedikit saja, torsi motor sudah terasa responsif sejak putaran bawah. Bahkan ketika masuk 8.000 rpm, secara otomatis fitur Variable Valve Actuation (VVA) aktif, yang mampu meningkatkan performanya di putaran atas.

Soal bantingan suspensi, sokbreker Lexi LX 155 terbilang nyaman, bahkan saat dipakai berkendara sendiri.

Adapun ketika dipakai berboncengan, suspensi sering kali mengalami bottoming alias terlalu empuk waktu melibas jalan rusak atau polisi tidur.

Satu kekurangan Lexi LX 155 datang dari ruang penyimpanan yang sedikit. Laci di konsol depan terbilang kecil, hanya cukup untuk barang tertentu.

Sedangkan bagasi di bawah jok juga minim, tidak bisa untuk helm. Meski begitu, mengendarai Lexi LX 155 buat harian di perkotaan cukup menyenangkan.

Dengan ukuran yang sedang, tidak besar tapi juga tidak kecil, motor ini punya performa yang bisa diandalkan.

Lantas bagaimana dengan konsumsi BBM? Dengan metode full to full, hasil perhitungan konsumsi BBM menghasilkan 43,06 Km per liter.

Hasil ini didapat saat motor dipakai dalam rute harian Depok-Jakarta dan sebaliknya pada waktu lengang dan sibuk saat hari kerja.

Menariknya, selain punya performa mumpuni, Lexi LX 155 menawarkan biaya perawatan yang cukup bersahabat untuk pemakaian selama 3 tahun.

Sebagai informasi, rekomendasi perawatan Yamaha Lexi LX 155 dilakukan tiap 4.000 Km dengan interval waktu kurang lebih 4 bulan.

Berdasarkan data dari PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), estimasi biaya perawatan skutik LEXi LX 155 untuk KSG 1 – 4 atau tahun pertama berkisar Rp 440.000.

Sementara di tahun kedua, perkiraan biaya untuk KSB 5 – 8 adalah sebesar Rp 845.000. Lalu di tahun ketiga, biaya KSB 9 – 12 diperkirakan memakan biaya Rp 720.000.

Artinya dalam tiga tahun pemakaian, total biaya perawatan Yamaha Lexi LX 155 sebesar Rp 2.005.000.

Jika biaya tersebut dibagi per tahun, maka menjadi Rp 668.333. Sedangkan untuk biaya per bulan sekitar Rp 55.694.

https://otomotif.kompas.com/read/2024/05/08/180100415/tes-lengkap-yamaha-lexi-lx-155-dari-performa-sampai-biaya-servis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke