JAKARTA, KOMPAS.com - Hyundai mengaku tidak takut menghadapi penetrasi merek-merek China di segmen mobil listrik. Pabrikan asal Korea Selatan itu menilai semua merek punya strategi masing-masing.
Seperti diketahui kehadiran mobil China mendobrak pasar mobil yang selama ini dikuasai merek Jepang. Perang harga terjadi di mana mobil China dibanderol lebih murah dari mobil Jepang dan Korea Selatan, apalagi dari Amerika Serikat dan Eropa.
Padahal pasar mobil listrik masih kecil. Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), tahun lalu total penjualan ritel mobil sebesar 998.059 unit dan mobil listrik baru terjual 18.178 unit atau mencakup 1,82 persen.
Chief Marketing Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Budi Nur Mukmin mengatakan, mengenai perang harga yang dimaksud merupakan strategi penjualan setiap merek.
"Saya tidak tahu kata perang harga itu tepat. Karena setiap merek punya strategi sendiri ingin masuk ke segmen yang ingin dituju, kami juga punya strategi harga tertentu sesuai dengan karakteristik dari segmen itu," katanya di Jakarta, Rabu (20/3/2024).
"Jadi dengan strategi itu, pendekatan yang mereka lakukan saya tidak bisa menyebut apakah itu sebagai definisi perang harga," ujar Budi.
Budi mengatakan, definisi perang harga jika salah satu merek meluncurkan produk baru kemudian "dihajar" dengan merek lain dengan harga yang lebih murah.
"Definisi perang harga mungkin harus didefinisikan secara pasti misal satu merek ada harga sekian, lainnya turun lagi itu mungkin itu perang harga. Tapi kalau setiap merek punya strategi sendiri saya rasa itu bukan perang harga, itu cuma strategi saja," katanya.
Bicara perang harga yang dilakukan pabrikan China, gelagat adu murah harga jual ini dimulai dari persaingan Wuling dan Seres di GIIAS 2023.
Saat itu Wuling meluncurkan Wuling Air EV Lite yang merupakan varian paling rendah Air EV. Mobil dibanderol Rp 206 juta tapi karena ada insentif pajak bisa dijual seharga Rp 188,9 juta.
Data di atas kertas, harga Air EV Lite jadi lebih murah Rp 100.000 ketimbang versi termurah Seres E1 yang meluncur beberapa hari sebelumnya.
Kemudian jika berkaitan dengan Hyundai, beberapa merek China mulai menggoyang pasar Ioniq 5. Bahkan di segmen sedan listrik, BYD Seal dibanderol mulai Rp 629 juta - Rp 719 juta jauh di bawah Ioniq 6 sebesar Rp 1,22 miliar.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/03/22/070200615/hyundai-menanggapi-persaingan-harga-mobil-listrik-china