JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak 2017 pabrikan asal China mulai ekspansi ke Indonesia. Diawali dengan Wuling dan DFSK, saat ini sudah ada sejumlah mobil China yang terjun meramaikan pasar otomotif Tanah Air.
Kehadiran mobil China di Indonesia mau tidak mau mendobrak pasar mobil yang selama ini dikuasai pabrikan Jepang. Perang harga terjadi di mana mobil China dibanderol lebih murah dari mobil Jepang dan Korea Selatan, apalagi dari Amerika Serikat dan Eropa.
Pada 2022, Wuling resmi melansir mobil listrik mungil Wuling Air EV di Indonesia. Kehadiran Air EV bersama Hyundai Ioniq 5 mengubah peta persaingan mobil di Indonesia yang kini jadi dua garis besar, yaitu mobil konvensional dan mobil listrik.
Diakui atau tidak kehadiran Air EV turut menggerakkan penetrasi mobil listrik di kalangan pabrikan China. DFSK meluncurkan minivan listrik Gelora E, dan setelah itu melahirkan merek khusus mobil listrik bernama Seres.
Merek asal Inggris yang dikuasai konglomerasi China, MG Motor, juga ikut menelurkan mobil listrik yaitu MG4 EV dan ZS EV. Kemudian di waktu relatif dekat, Chery juga meluncurkan mobil listrik Omoda E5.
Meski saat ini pasar mobil listrik masih kecil, geliat pabrikan China di segmen battery electric vehicle (BEV) turut merangsang sejumlah pabrikan lain masuk ke Indonesia.
Pada 2023, tepatnya di ajang Gaikindo Indonesia International Motor Show (GIIAS) 2023 masuk sejumlah merek mobil listrik asal China, salah satunya yaitu Neta yang menghadirkan Neta V untuk pasar Indonesia.
Selain Neta, di pameran tersebut hadir merek baru yaitu Maxus di bawah Indomobil Grup dan Great Wall Motor (GWM) yang punya tiga merek yakni Haval, Tank dan Ora. Namun dari tiga merek di bawah GWM baru Ora yang main di segmen mobil listrik.
Berlanjut di awal 2024 raksasa mobil listrik asal China, yaitu Build Your Dreams (BYD) resmi jualan di Indonesia. Tak tanggung BYD melansir tiga model andalannya yaitu BYD Atto 3, Dolphin dan Seal.
Awal mula
Untuk menarik simpati konsumen, perang harga kemudian terjadi di segmen mobil listrik antar pemain China. Gelagat adu murah harga jual ini dimulai dari persaingan Wuling dan Seres di GIIAS 2023.
Saat itu Wuling meluncurkan Wuling Air EV Lite yang merupakan varian paling rendah Air EV. Mobil dibanderol Rp 206 juta tapi karena ada insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen jadi 1 persen, mobil bisa dijual seharga Rp 188,9 juta.
Di atas kertas harga Air EV Lite jadi lebih murah Rp 100.000 ketimbang versi termurah Seres E1 yang meluncur beberapa hari sebelumnya.
Untuk diketahui, Seres E1 punya dua varian yaitu E1 Type B seharga Rp 189 juta dan Seres E1 Type L Rp 219 juta on the road DKI Jakarta.
Direktur Merek dan Pemasaran Wuling Motors, Dian Asmahani menampik dikatakan perang harga, menurutnya Wuling ingin menghadirkan produk yang mudah dijangkau dan digunakan untuk berbagai keperluan.
“Air ev Lite guna menjawab kebutuhan akan mobil listrik serta dapat menjangkau lebih banyak konsumen dari berbagai wilayah di Indonesia,” kata Dian kala itu.
Perang harga
Strategi Wuling bisa dianggap berhasil. Pada akhir 2023 atau empat bulan sejak meluncur Air EV Lite terjual 893 unit, mengalahkan Air ev Standard Range yang sejak Januari-November 2023 hanya terjual 675 unit.
Perang harga juga terjadi di merek lain. MG Motor contohnya, sampai dua kali menurunkan harga MG4 EV di Indonesia.
MG4 EV pertama kali meluncur di IIMS 2023. Saat itu mobil masih impor Thailand dan dibanderol dengan harga mulai Rp 649,9 juta sampai Rp 699,9 juta. Lebih terjangkau dari Hyundai Ioniq 5 Rp 748 juta-Rp 859 juta dan Nissan Leaf Rp738 juta.
Pada Januari 2024, harga crosover listrik itu turun menjadi Rp 433 juta karena diproduksi lokal di pabrik Cikarang, Jawa Barat. Hanya selang satu bulan yaitu pada Februari 2014, harganya kembali turun menjadi Rp 423 juta.
Namun harga Rp 423 juta yang diperkenalkan di IIMS 2023 tersebut merupakan harga promosi, sebab hanya berlaku untuk 3.000 konsumen pertama yang memesan MG 4 EV produksi lokal.
Di saat yang sama, MG juga merilis harga SUV listrik MG ZS EV yang juga sudah diproduksi lokal. Harganya dimulai dari Rp 453 juta untuk varian dasar Magnify dan Rp 453 juta untuk varian tertinggi.
Kalau ditelisik, penurunan harga MG4 EV di IIMS 2023 dan hadirnya ZS EV untuk melawan mobil listrik baru milik Chery yaitu Omoda E5 yang dibanderol Rp 498,8 juta on the road (OTR) Jakarta.
"Konsumen Omoda E5 merupakan mereka yang ingin mencoba hal baru dan menyenangkan, seperti menjalani gaya hidup yang bernilai dan keinginan untuk merasakan sisi futuristis dan desain fashionable," kata Qu Jizong, Executive Vice President Chery kala itu.
Masih mengenai MG Motor, di IIMS 2024 MG juga memperkenalkan MG Maxus 9 yaitu mobil listrik berjenis MPV bongsor di mana di saat bersamaan ditantang oleh BYD yang membawa Denza D9 meski belum dijual.
Kehadiran Maxus 9 menarik perhatian bukan cuma karena statusnya sebagai mobil listrik MPV, namun karena dualisme kepentingan agen di Indonesia. Seperti diketahui, mobil ini sebelumnya meluncur di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023, Agustus lalu.
Saat itu mobil tersebut hadir dengan nama Maxus Mifa 9 yang didistribusikan oleh PT Indomobil Wahana Trada yaitu merupakan anak perusahaan Indomobil Group dengan harga Rp 1,4 miliar.
Kepada Kompas.com, Arief Syarifudin, Marketing & PR Director MG Motor Indonesia, mengatakan, saat ini Maxus 9 masih perkenalan dan belum ada harga. MG masih studi tapi ditengarai harganya bakal sangat "bersaing."
"Pokoknya kita akan ketemu lagi, tinggal tunggu tanggal mainnya," ujar Arief.
Di sisi lain, seperti diketahui, pada awal 2024, BYD resmi masuk Indonesia dengan membawa tiga model andalannya yaitu BYD Atto 3, BYD Dolphin dan Seal.
BYD Atto 3 berjenis SUV lima penumpang jadi lawan buat MG ZS EV dan Chery Omoda 5. meski harganya lebih mahal yaitu Rp 515 juta untuk tipe Superior.
Namun BYD bukan hanya perang harga dengan merek China melainkan juga Korea Selatan. BYD Seal punya dua tipe dibanderol mulai Rp 629 juta sampai Rp 719 juta jauh di bawah Ioniq 6 sebesar Rp 1,22 miliar.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/03/21/133408915/makin-seru-perang-harga-mobil-listrik-china