JAKARTA, KOMPAS.com - Ducati sudah resmi mengumumkan perpanjangan kontrak Francesco Bagnaia hingga akhir musim 2026. Meski Bagnaia terlihat kompetitif dengan Ducati, tapi sebenarnya tidak mudah untuk memperpanjang kontraknya.
Bagnaia sudah menjadi pebalap Ducati sejak masuk ke kelas MotoGP. Pada musim 2019 dan 2020 bersama tim satelit Pramac Racing, lalu sejak 2021 naik ke tim pabrikan Ducati Lenovo.
Kemudian, pada 2022, Bagnaia akhirnya berhasil memberikan gelar juara dunia MotoGP untuk Ducati setelah Casey Stoner pada 2007. Lalu, dia berhasil mempertahankannya lagi pada 2023.
Dengan dua gelar tersebut, banyak yang mengira perpanjangan kontrak Bagnaia dengan Ducati akan mudah. Apalagi, saat ini Ducati menjadi motor paling kompetitif di MotoGP
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Olahraga Ducati yang baru, yakni Mauro Grassilli, yang menggantikan Paolo Ciabatti. Grassilli mengatakan, sebelumnya dia terbiasa mencari sponsor untuk diinvestasikan dalam balapan.
"Ini adalah pertama kalinya saya menegosiasikan sebuah kontrak dan sayalah yang memiliki dompet, uang. Saya pikir itu akan mudah, dan pada kenyataannya itu jauh lebih sulit daripada yang saya bayangkan," ujar Grassilli, dikutip dari Motorsport.com, Rabu (13/3/2024).
"Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami mencapai kesepakatan. Semua orang menganggap remeh pembaruan (kontrak) Pecco, tetapi itu tidak semudah yang dibayangkan orang," kata Grassilli.
Pasalnya, saat ini Ducati tidak bisa memberikan angka yang luar biasa, seperti yang sebelumnya diberikan kepada Jorge Lorenzo, yakni 30 juta euro untuk dua musim. Khususnya, karena saat itu Lorenzo gagal memenuhi ekspektasi Ducati.
Saat ini, Bagnaia dikabarkan mendapat penghasilan sebesar 7 juta euro atau sekitar Rp 119 miliar per musim. Jumlah tersebut belum ditambah dengan bonus dari tiap serinya.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/03/13/190235115/ducati-sebut-tidak-mudah-perpanjang-kontrak-bagnaia