Bukan karena kedai kopi yang viral atau variasi menu yang berbeda dari kafe lainnya, tapi karena mereka memesan dengan melakukan gerak tangan yang unik.
Rupanya kedua suami istri itu sedang berkomunikasi dengan penjual kopi menggunakan Bisindo, sebuah cara komunikasi alamiah di kalangan tunarungu. Mereka tampak terhubung satu sama lain.
Rasa penasaran pun muncul, akhirnya Kompas.com menghampiri stand kopi bernama Sunyi yang membuka gerainya di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024, tepatnya di depan Hall A.
Tampak stand kopi sederhana dengan banner besar di bagian kiri stand yang menampilkan abjad dalam Bisindo. Diketahui semua pekerja stand kopi ini merupakan penyandang disabilitas.
Ada dua orang tuna rungu dan tuna wicara yang menjaga stand tersebut, tim redaksi pun mendapat sedikit kesempatan untuk berbincang terkait keikutsertaan Sunyi dalam ajang otomotif tahunan ini.
Paul, Captain Barista Sunyi menceritakan bahwa ini adalah pengalaman pertama Sunyi ikut serta dalam ajang IIMS.
Sebagai informasi, Sunyi berdiri sejak tahun 2019. Nama Sunyi dipilih untuk menunjukkan tempat yang gelap gulita dan tanpa suara, pasalnya semua pekerja di sana adalah penyandang disabilitas tunarungu dan komunikasi menggunakan isyarat tangan tanpa suara.
“Ya, ini adalah pertama kali (ikut serta). Alasannya, agar masyarakat bisa melihat kita tuli bisa bekerja dan menunjukkan kemampuan, bisa ajar isyarat tangan seperti abjad huruf tapi hanya sebentar karena sibuk kerja,” kata Paul kepada Kompas.com, Jumat (23/2/2024).
Paul melanjutkan, selama pameran berlangsung dirinya mendapati banyak pengunjung yang penasaran dan ingin belajar bahasa isyarat.
“Pelanggan selalu tanya-tanya terima kasih dengan isyarat tangan apa, kita kasih tahu dengan cara isyarat tangan seperti itu. Banyak orang yang mau belajar isyarat tangan dan kesempatan datang di Sunyi,” ucap Paul.
Paul juga berharap kedepannya akan disediakan akses dan fasilitas yang lebih baik untuk para penyandang disabilitas seperti tunanetra dan tunadaksa.
“Kesulitannya kurang lengkap akses fasilitas untuk jenis disabilitas seperti tunanetra, tunadaksa, dan lain-lain,” kata Paul.
Sementara itu, salah satu pembeli bernama Adis dari Depok justru berterima kasih dengan adanya Sunyi, karena dirinya bisa belajar bagaimana cara belajar bisindo.
“Kalau saya berterima kasih adanya kesempatan ini, saya belajar, saja jadi tahu bagaimana bisindo. Kalau saya melihat lebih kepada bukan kepada beli kopinya, lebih dari itu bahwa ada orang yang kita katakan kekurangan ternyata punya kelebihan, atau kita pandang dia sama,” kata Adis.
“Saya percaya bahwa tuhan kalau salah satu indra berkurang, pasti ada salah satu indra yang lebih entah perasaannya atau apa,” lanjutnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/02/23/164100715/beli-kopi-sambil-belajar-bahasa-isyarat-di-iims-2024