SUKOHARJO, KOMPAS.com - Banyak jenis penipuan saat jual beli motor klasik salah satunya melalui media sosial. Biasanya tampilan serta banderol yang terpasang cukup menggiurkan karena lebih murah.
Rupanya, postingan yang dipasang oleh oknum penjual motor klasik di media sosial hanyalah mengunggah ulang postingan dari bengkel aslinya.
Ketika uang pemesanan sudah ditransfer, ternyata unit tidak kunjung dikirimkan karena itu wujud penipuan yang sedang marak terjadi.
Nio, Pemilik bengkel restorasi Nio Motor Classic Sukoharjo mengatakan ada banyak akun media sosial yang menipu, itu merugikan konsumen bila sampai sudah mengirimkan sejumlah uang.
“Biasanya untuk motor klasik restorasi ada dua sistem pembelian, pesan dulu atau ada ketersediaan unit, kalau di kami sih hampir semua pesan dulu karena tiap bulannya bisa sampai 30-an unit pesanan,” ucap Nio kepada Kompas.com, Kamis (8/2/2024).
Nio mengatakan sebagian besar konsumen memang dari luar kota, sehingga pemesanan memang dilakukan secara daring.
Namun, konsumen tidak perlu khawatir bila mengetahui cara beli motor klasik secara online yang benar agar tidak kena tipu, meski unitnya belum tersedia atau pakai sistem pre-order.
“Pertama tidak perlu buru-buru, karena di media sosial ada banyak akun penipuan, biasanya dia akan pasang iklan dan selalu muncul di beranda, dan penawarannya menarik sehingga kerap melenakan,” ucap Nio.
Nio mengatakan ada gunanya untuk selalu waspada terhadap wujud penipuan melalui akun media sosial. Nio mengatakan akun-akun penipuan biasanya tidak memiliki riwayat cukup lama atau bisa dibilang konten yang dibuat instan.
“Akun penipuan kan selalu ganti-ganti, dan mengambil konten orang lain untuk menipu korbannya, dan mereka biasanya tidak mau menerima telpon atau video call, karena tidak bisa menunjukkan unit atau bengkelnya,” ucap Nio.
Pengamatan dari postingan juga bisa dilakukan, menurut Nio, biasanya foto yang dipasang sudah dimanipulasi sehingga nama akun dan nama bengkel dalam video tidak sama. Nama bengkel yang ada dalam vide tersebut lah nama aslinya.
Titik lokasi yang ditampilkan juga biasanya bohong, menurut Nio, saat didatangi tidak ada bengkel yang dimaksud. Sehingga penting untuk memastikan bengkel atau unit yang diposting bukan fiktif.
“Bisa juga dengan memeriksa nomor kontak lewat beberapa aplikasi seperti Getcontact untuk mengetahui riwayat atau personal brandingnya, jika dia penipu pasti orang akan memberikan nama atau penanda sebagai penipu,” ucap Nio.
Nio mengatakan akan lebih enak lagi jika sudah tahu nama bengkel yang terpercaya untuk selanjutnya tinggal mengikuti prosedur pemesanan yang berlaku. Menurut Nio penipuan rawan terjadi kepada konsumen baru atau baru pertama kali transaksi secara online.
Nah, itu tadi beberapa cara memberi motor klasik agar tidak kena tipu oknum pengguna akun media sosial.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/02/09/171200815/tips-beli-motor-klasik-secara-online-biar-tidak-kena-tipu