JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) menggandeng Toyota untuk mengembangkan ekosistem hidrogen untuk bahan bakar. Untuk mendukung rencana tersebut, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) akan menyediakan Toyota Mirai.
Presiden Direktur TMMIN Nandi Julyanto, mengatakan, pihaknya sangat senang dapat mendukung studi mengenai pemgembangan ekosistem hidrogen di Indonesia oleh Pertamina melalui kendaraan Toyota Mirai yang berteknologi fuel cell electric vehicle (FCEV) sebagai kendaraan studi.
"Kami berharap bahwa studi Pertamina ini dapat melengkapi upaya-upaya pengembangan ekosistem transportasi yang mendukung dekarbonisasi. Baik dalam pengembangan kendaraan konvensional yang semakin hemat bahan bakar, kendaraan dengan bahan bakar baru dan terbarukan, hingga kendaraan dengan teknologi-teknologi elektrifikasi," ujar Nandi, dalam keterangan resminya, belum lama ini.
Untuk diketahui, Mirai saat ini sudah mencapai generasi kedua yang meluncur pada akhir 2020. Sedan bermesin hidrogen ini dibangun di atas platform Toyota New Global Architecture (TNGA) dengan sasis ukuran GA-L.
Secara dimensi, sedan ini cukup besar dengan panjang 4.975 mm, lebar 1.885 mm, tinggi 1.470 mm, dan jarak sumbu rodanya 3.060 mm. Toyota menempatkan sel bahan bakar di balik kap mesin dan terdapat tiga tangki untuk menyimpan bahan bakar hidrogen.
Bahan bakar hidrogen digunakan untuk menggerakkan motor listriknya. Jarak tempuh Mirai diklaim dapat mencapai 1.359 km dalam sekali pengisian tangki hidrogen sampai penuh. Rekor ini tercatat pada Guinness World Records sebagai kendaraan fuel cell yang bisa menempuh jarak tanpa pengisian bahan bakar.
Mobil berpenggerak roda belakang ini mampu menghasilkan tenaga hingga 128 kW. Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) yang dapat menampung lima orang ini dilengkapi juga dengan teknologi Toyota Safety Sense terbaru, seperti Dynamic Radar Cruise Control (DRCC), dan Pre-Collision System yang lebih cerdas dengan Deteksi Pejalan Kaki.
Mirai juga dilengkapi dengan sistem penjernih udara yang diklaim mampu menghilangkan 90 sampai 100 persen partikel dengan diameter 0-2.5 mikron. Mirai juga bisa dijadikan sumber listrik darurat layaknya genset. Ada dua saluran listrik yang bisa digunakan, baik AC dan DC. Toyota mengklaim dengan sistem ini, Mirai bisa mengalirkan listrik untuk kebutuhan rumah tangga selama kurang lebih empat hari dengan konsumsi rata-rata 400 Wh.
Saat ini, Toyota memasarkan Mirai dengan banderol mulai 49.500 dolar AS hingga 66.000 dolar AS, atau sekitar Rp 773 jutaan hingga tembus Rp 1 miliar.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/01/22/092200215/toyota-bawa-mirai-untuk-studi-bahan-bakar-hidrogen-ini-spesifikasinya