JAKARTA, KOMPAS.com - Polytron EV menjual motor listriknya tanpa baterai, alias harus sewa setiap bulan. Artinya, harga dari produk yang ditawarkan bisa lebih murah dan pemilik tak perlu khawatir soal kesehatan baterainya.
Misal buat Fox R yang bisa melaju sejauh 130 Km sekali cas, dijual dengan harga Rp 13,5 juta setelah subsidi, sewa baterainya Rp 200.000 per bulan. Sedangkan Fox S yang jarak tempuhnya 70 Km, dibanderol Rp 9 juta dan sewa baterai Rp 125.000 setiap bulannya.
Sebenarnya skema sewa baterai seperti ini membuat pemilik motor tak perlu khawatir soal kondisi baterai. Bahkan jika dirasa performanya menurun, bisa tukar dengan baterai yang baru di service center.
Tekno Wibowo, Commercial Director Polytron menjelaskan, baterai di motor listrik ada kesehatannya. Ibarat telepon genggam yang sudah tua, kadang baterai yang penuh cepat habisnya, begitu juga di motor listrik.
"Di motor ini juga bisa kejadian yang sama. Jadi kalau merasa kayaknya kok jalannya sudah tidak sesuai spek yang kita masukkan, nanti boleh bawa ke service center, kita cek kesehatannya. Kalau di bawah 85 persen, kita akan ganti baru," kata Tekno di Jakarta, Senin (8/1/2024).
Kondisinya misal motor yang seharusnya bisa jalan 70 Km, tapi di bawah itu sudah habis atau cepat drop. Makanya dengan sistem sewa, pemilik tinggal tukar saja baterai lama dengan yang baru, performanya akan kembali.
Sebenarnya banyak hal yang bisa menyebabkan kesehatan baterai menurun, cuma yang paling sering terjadi adalah karena cara mengecas yang salah.
"Dari 100 persen ke 85 persen itu sulit diprediksi lamanya, tergantung pemakaian. Ada konsumen yang tunggu habis baru dicas, itu kadang tidak sehat (buat baterai)," kata Tekno.
Tekno menyarankan biar baterai motor listrik awet, bisa dicas saat sisanya sekitar 20 persen. Baterai yang sehat akan membuat performa tetap terjaga, jarak tempuh juga jadi tidak menurun drastis.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/01/10/102200715/pakai-sistem-sewa-kekhawatiran-konsumen-soal-baterai-sirna