JAKARTA, KOMPAS.com - Casey Stoner termasuk pebalap yang sangat bertalenta. Meski demikian, dia memilih untuk pensiun lebih awal dibandingkan mengejar prestasi dan rekor di MotoGP.
Sebelum pensiun, Stoner sudah berhasil meraih dua kali gelar juara dunia MotoGP, yakni bersama Ducati dan Honda. Dia juga menjadi pebalap pertama di era MotoGP yang berhasil membuat Ducati menjadi juara dunia.
Namun, Stoner berbeda dengan banyak pebalap lainnya. Dia tidak mengincar popularitas atau mengejar rekor. Dia mengaku hanya suka membalap dengan motor.
Ketika balapan sudah tidak lagi menyenangkan baginya, dia pun memutuskan untuk pensiun. Stoner mengatakan, dia tidak bisa menemukan alasan untuk bisa terus balapan 11 tahun yang lalu.
"Jika Anda ingin mempertaruhkan segalanya, Anda harus melakukannya karena suatu alasan. Beberapa orang melakukannya untuk uang atau untuk alasan apa pun mereka melakukannya, untuk sebuah hasil," ujar Stoner, dikutip dari Crash.net, Kamis (28/12/2023).
Stoner menambahkan, dirinya hanya suka mengendarai motor. Balapan adalah bagian dari itu. Dia bisa membalap, itu sudah fantastis rasanya.
"Saya sangat suka mengendarai motor, saya suka mengeluarkan segala kemampuan saya dari motor. Saya sangat kritis terhadap diri sendiri. Ketika motor-motor ini menjadi terlalu banyak elektronik, terlalu banyak wheelie control, kenikmatan itu hilang," kata Stoner.
Menurutnya, tiap seri juga menjadi politis. Dia juga mengaku tertekan dengan aktivitas lain di luar balapan, seperti kegiatan pemasaran untuk merek yang mensponsorinya, dan lainnya.
Setelah pensiun, Stoner sempat membantu Ducati sebagai pebalap tes Honda dan Ducati. Namun, itu juga tidak bertahan lama.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/12/28/094200815/casey-stoner-akhirnya-ungkap-alasan-lengkap-hengkang-dari-motogp