Seakan menjadi hal yang lumrah, biasanya sopir truk akan langsung memberikan apa yang diminta oleh pelaku oknum pungli. Sehingga, pelaku pungli seolah-olah memperlakukan sopir truk sebagai sasaran yang lemah.
Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jateng-DIY Bambang Widjanarko mengatakan, sopir truk bisa saja melawan pelaku pungli.
Hanya saja, ada banyak resiko yang akan diterima oleh sopir truk, mulai muatan truk yang akan terhambat pengirimannya, kendaraan dirusak atau bahkan nyawa sopir truk yang menjadi ancaman.
Sebab, meski pada setiap pos pelaku pungli hanya terlihat 1-2 orang, namun sebenarnya jumlahnya ada banyak. Bukan tidak mungkin bila orang-orang tersebut akan dengan segera melakukan pengeroyokan terhadap sopir truk.
“Sopir tidak berani melawan karena biasanya oknum pungli yang membela atau turun akan ada 10 atau 20 orang. Mereka itu mainnya keroyokan dan orang situ. Sedangkan sopir hanya tamu,” kata Bambang kepada Kompas.com, Minggu (24/9/2023).
Bambang juga mengatakan, bahkan ada juga pelaku pungli yang berani naik ke kabin truk dan melakukan pemerasan ke sopir.
Pada saat di dalam kabin, oknum tidak segan-segan melakukan penodongan dengan mengalungkan celurit kepada sopir truk untuk menyerahkan barang bawaan.
“Kalau sudah naik ke kabin itu yang paling di takuti sopir. Bisa jadi oknum mengalungi celurit ke leher sopir. Lalu mereka minta barang yang ada di dashboard truk. Belum lagi, terkadang pelaku pungli kerap berada di bawah pengaruh alkohol. Kalau orang normal, di kasih uang juga diam,” kata Bambang.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/09/25/194200815/alasan-sopir-truk-pasrah-kasih-jatah-untuk-pungli