Seperti pasangan suami istri bernama Denny Hendrawan atau yang akrab disapa Bang Den dan sang istri Zubaidah (Kak Beda). Perbedaannya, pasutri ini sudah melakukan perjalanan keliling Indonesia selama kurang lebih 7 tahun, hidup dalam mobil.
Diawali dengan mimpi ingin berkeliling Indonesia, Bang Den dan istri akhirnya berani. ambil keputusan meninggalkan kehidupan di Jakarta untuk mengembara.
“Awalnya saya memang punya mimpi, ingin sekali keliling indonesia, keliling dunia bahkan dari remaja, cuma baru kesampaian itu akhir tahun 2015. Waktu itu saya sama istri Kak Beda melakukan perjalanan. Kita menyebutnya 15 hari 7 provinsi,” ucap Bang Den kepada Kompas.com, Senin (11/9/2023).
“Saat itu kita ke Sumatera, dan ternyata itu adalah pemicunya. Ketika saya melakukan perjalan itu, mimpi-mimpi lama yang ingin saya wujudkan kembali. Sepulang dari perjalanan 15 hari 7 provinsi itu yang ada dipikiran saya hanya ingin keliling Indonesia saja,” kata dia, melanjutkan.
Meninggalkan Jakarta
Butuh waktu empat bulan bagi Bang Den dan isteri untuk tukar pikiran tentang niatnya meninggalkan kehidupan di Jakarta dan memulai petualang keliling Indonesia.
“Awalnya istri kaget, karena dia juga bingung belum ada pasangan suami istri yang keliling Indonesia pada saat itu. Kemudian banyak pikiran-pikiran lain, seperti pekerjaan, masalah keuangan, namanya perempuan pasti banyak pertimbangannya. Karena kita juga tidak tahu apakah keliling Indonesia bisa menghasilkan (uang) atau tidak,” kata Bang Den.
Setelah berhasil menyatukan persepsi dengan sang istri, akhirnya pasutri ini memulai petualangan keliling Indonesia pada 8 Januari 2016.
Menggunakan mobil Ford Everest bermesin diesel lansiran 2004 yang sudah dimodifikasi layaknya sebuah tempat tinggal, keduanya sudah menjelajahi hampir seluruh bagian Indonesia mulai dari Pulau Jawa, Aceh, sampai Papua.
“Mobilnya sendiri sudah dimodifikasi, di dalamnya kita sudah bikin seperti campervan, ada tempat tidur, lemari, rak, laci-laci, ada dapur juga. Memang kita buat layaknya rumah, jadi kalau kepepet atau kita lagi camping bisa tidur di mobil,” ucap Bang Den.
“Sebab, perjalanan seperti ini kita tidak bisa selalu tidur di hotel, makan di restoran. Maka dari itu, kita juga ada tidur di mobil dan masak sendiri untuk menghemat biaya,” tambahnya.
Bang Den melanjutkan, tahun pertama saat melakukan perjalanan keliling Indonesia menjadi momen-momen yang cukup berat bagi dirinya dan sang istri.
Pada saat itu, Bang Den mengaku hanya mengandalkan penghasilan dari berjualan merchandise seperti kaus atau cangkir untuk biaya selama di perjalanan.
Sampai akhirnya Bang Den bisa mendapat penghasilan dari media sosial melalui video perjalanan yang dibagikan olehnya melalui kanal Youtube bernama Roadtrip Indonesia yang sudah memiliki lebih dari 350.000 lebih pengikut.
“Tahun pertama memang cukup berat karena proses adaptasi, tahun ketiga keempat kita mulai merasa nyaman. Bahkan saya tawarkan istri pulang malah dia yang tidak mau, dan makin ke sini makin nyaman,” ucap pria kelahiran tahun 1968 ini.
Hidup Nomaden
Menurut Bang Den, dengan hidup nomaden atau berpindah-pindah, membuat dirinya bisa menjalani hidup lebih sederhana dan minimalis.
“Kalau nomaden, kita merasa kehidupan semakin enteng, tingkat stres semakin rendah. Belum lagi berpindah-pindah, bertemu budaya, orang-orang dan pengalaman baru. Menikmati kehidupan yang minimalis, dan cara pandang soal hidup juga lebih sederhana,” kata Bang Den.
Saat ini, Bang Den dan istri sedang mempersiapkan perjalanan selanjutnya menuju Kalimantan. Meski sudah bertahun-tahun berpetualang keliling Indonesia, Bang Den mengaku masih kerap menemui kendala saat di perjalanan.
“Kendalanya itu kalau terjadi kerusakan mesin pada mobil, seperti harus turun mesin, atau kerusakan berat. Itu cukup membuat kita risau beberapa kali, terutama tahun-tahun awal,” ucap pria yang mulanya berdomisili di Jakarta Selatan.
Bang Den turut menceritakan salah satu pengalaman, ketika SUV bongsor miliknya itu mengalami overheat di Pulau Sera, Maluku.
“Waktu di Pulau Sera, Maluku, mobil sempat overheat, temperaturnya naik. Pada saat itu cukup panik, lalu kita diamkan saja mobilnya sampai (temperatur) turun, kemudian kita isi air, temperaturnya sudah adem, lagi langsung jalan lagi,” kata Bang Den.
“Strateginya adalah, kalau sudah seperti ini kan kita sudah peka dengan kendaraan. Jika sudah ada terasa sedikit kendala kita langsung cek ke bengkel terdekat, kita langsung periksa, tidak menunggu sesuatu sampai parah. Begitu sampai kota tertentu juga kita cek lagi,” ucap Bang Den.
Selain itu, ketersediaan bahan bakar Biosolar di beberapa wilayah juga menjadi salah satu kendala Bang Den saat sedang menempuh perjalanan.
“Mobil ini kan menggunakan solar, terkadang bahan bakar Biosolar itu hilang di SPBU. Kalau kehabisan kita harus beli ‘ketengan’, ada yang jual, tapi harganya sudah mahal. Pun kalau tidak ada solar masih ada Dexlite cuma ya memang harganya lebih mahal,” kata Bang Den.
Pasangan suami istri ini mengaku akan terus menjalani kehidupan nomaden. Usai mengelilingi Indonesia, Bang Den turut mengungkapkan niatnya untuk melakukan perjalanan ke luar negeri.
“Saya berpikir akan terus melakukan hal ini selama masih ada tenaga dan diberi kesehatan, karena sudah nyaman juga,” kata Bang Den.
“Semua petualang yang sudah selesai Indonesia sampai papua akan berpikir seperti itu (keluar negeri). Cita-cita saya setelah Indonesia memang keliling dunia, kalau ada rezeki dan umur panjang ingin sekali,” tutupnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/09/12/064200415/kisah-pasutri-7-tahun-hidup-di-jalan-keliling-indonesia-pakai-mobil