KLATEN, KOMPAS.com - Oil sludge merupakan peristiwa terkumpulnya kotoran pada dinding-dinding dalam komponen mesin yang membentuk wujud seperti lumpur yang pekat.
Bila lama-lama dibiarkan, kondisi ini akan membuat masalah pada mesin seperti komponen cepat aus dan sebagainya karena saluran oli bisa tersumbat.
Penyebab oil sludge sendiri karena terkumpulnya kotoran sisa dari kerja mesin akibat pemilik mobil telat melakukan penggantian oli mesin.
Namun, muncul kabar bahwa sering gonta-ganti merek oli mesin juga bisa mengakibatkan oil sludge. Lantas, benarkah kabar tersebut?
Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, terjadinya oil sludge bisa saja terpengaruh oleh spesifikasi oli yang digunakan, dan itu bisa terjadi bila pemilik mobil sering gonta-ganti merek oli.
“Sebenarnya, kembali kepada spesifikasi oli dan jenisnya. Mineral, semi synthetic, atau full synthetic, apakah cocok dengan mesinnya,” ucap Didi kepada Kompas.com, Minggu (18/12/2022).
Dia mengatakan, dengan oli yang tidak cocok, peluang terjadinya oil sludge lebih tinggi.
“Sementara itu, memang disarankan tidak gonta-ganti oli, dengan melakukan penggantian oli secara rutin yang sesuai dengan spesifikasinya diharapkan oil sludge tidak terjadi, “ ucap Didi.
Adapun Foreman Nissan Bintaro, Ibrohim, mengatakan, gonta-ganti oli mesin dengan spesifikasi yang tidak sesuai untuk mesin yang bersangkutan mungkin bisa saja terjadi oil sludge.
“Selama spesifikasi olinya sama dengan yang direkomendasikan oleh pabrikan, maka ganti merek oli tidak masalah, namun yang terjadinya kebanyakan ganti merek itu sama saja mengganti spesifikasi olinya, karena setiap oli mesin memiliki formula yang berbeda-beda,” ucap Ibrohim kepada Kompas.com, Selasa (20/12/2022).
Dia mengatakan, dengan spesifikasi oli yang tidak sesuai, peluang terjadinya oil sludge akan semakin tinggi.
“Makanya, direkomendasikan tidak gonta-ganti oli mesin untuk menghindari risiko oil sludge karena menggunakan oli mesin yang berbeda spesifikasinya,” ucap Ibrohim.
Dia mengatakan, setiap pabrik mobil sudah memiliki ketentuan, mobil tersebut cocoknya menggunakan oli mesin apa, sehingga itu yang perlu dijadikan pedoman.
“Jika ada jaminan beda merek oli, tapi spesifikasi atau formulanya sama, maka merek oli bukan lagi menjadi patokan, itu bisa dikatakan sebagai bisnis saja, tapi faktanya kan setiap merek oli memiliki formulanya masing-masing,” ucap Ibrohim.
Jadi, sering gonta-ganti merek oli berisiko mendapatkan oli yang spesifikasinya tidak cocok dengan mesin yang bersangkutan sehingga itu berpotensi membuat mesin mengalami oil sludge.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/12/21/100200215/mitos-atau-fakta-sering-gonta-ganti-merek-bisa-bikin-oil-sludge