Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kemenperin Sebut Pembuatan Cip Semikonduktor Butuh Investasi Besar

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah RI melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya untuk dapat memproduksi cip semikonduktor di dalam negeri agar memastikan proses produksi kendaraan selalu lancar, tak terkecuali kendaraan listrik.

Hanya saja, sebagaimana dikatakan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin, Taufik Bawazier, hal itu tidaklah mudah karena proses pembuata cip untuk kendaraan listrik rumit.

"Cip semikonduktor itu mata rantainya panjang, mulai desain, masuk ke tahap foundry, testing, sampai assembling dan pengujian akhir, front end dan back end," katanya belum lama ini.

Belum lagi saat masuk pencetakan. Sehingga, lanjut Taufiek, investasi untuk pembuatan cip semikonduktor sangatlah besar.

Di samping itu, Amerika Serikat (AS) sendiri akan membangun pabrik secara mandiri karena masalah geopolitik perang Rusia dan Ukraina, yang membuat semikonduktor langka.

“Sekarang di dunia ini penghasil terbesar semikonduktor adalah TSMC dan Samsung. Yang lain ada tapi tidak sebesar mereka,” kata dia.

Taufik menceritakan bahwa pemerintah sempat mengadakan diskusi dengan AS soal potensi Indonesia untuk semikonduktor. Sebab ketersediaan pasir silika yang merupakan bahan untuk mencetak semikonduktor di Tanah Air cukup besar.

“Itulah yang kita purpose, nanti setelah ini kita juga diskusi lengkap dengan USINDO. Jadi minta pengusaha Amerika untuk mem-follow up proyek-proyek kita bahwa nanti Indonesia harus punya satu desain center untuk semikonduktor,” ucap Taufik.

Selain itu, bisa juga dibuat semacam pabrik yang menjadi mimpi Indonesia, kata Taufik, karena investasinya mahal. Sementara asembling dan pengujian untuk semikonduktor sudah ada di Batam bernama PT Infineon Technologies.

https://otomotif.kompas.com/read/2022/11/11/141200015/kemenperin-sebut-pembuatan-cip-semikonduktor-butuh-investasi-besar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke