TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Nissan Grand Livina bekas banyak diburu masyarakat karena memiliki beberapa kelebihan, terlepas banderolnya di pasaran lebih terjangkau daripada merek lain sekelasnya.
Dengan tahun produksi cukup muda, Grand Livina lansiran 2013 yang sudah pakai transmisi CVT dibanderol mulai Rp 92 jutaan.
Hal itu menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat sehingga bila konsumen jeli memilihnya akan berpeluang mendapatkan unit dengan kondisi bagus.
Baca juga: Tertarik Nissan Grand Livina L11 Bekas, Pastikan Oli Tidak Berlumpur
Eko Setiawan, Pemilik Everest Motor Bintaro mengatakan konsumen perlu waspada terkait kondisi transmisi CVT Grand Livina produksi tahun 2013 sampai 2018 karena rawan terjadi kerusakan yang disebabkan hal sepele.
“Nissan Grand Livina model L11 yang matik, CVT-nya bisa rusak karena air aki. Hal itu sering kami jumpai, karena soket body control valve (BCV)-nya ada di bawah dudukan aki persis, jadi ketika ada luapan area tersebut akan korosi,” ucap Eko kepada Kompas.com, Kamis (9/5/2024).
Eko mengatakan bila konsumen sampai telat menyadari ada luapan air aki yang menetes ke bagian BCV maka risikonya bisa merusak CVT karena pemakaian secara berulang dengan performa tak prima.
Baca juga: Video Penyelamatan Grand Livina yang Terbakar di Bungker Kaliadem
Fenomena tersebut cukup logis menurut Eko, ketika air aki mengenai perangkat elektronik maka akan merusak jaringan logam seperti tembaga, besi dan sejenisnya. Soket BCV merupakan sekumpulan jalur elektronik utama dari ECU ke transmisi.
“Air aki sangat mudah bereaksi dengan logam yang ada di area soket BCV karena pin-pin-nya terbuat dari logam, ketika soket CVT itu rusak, maka kinerja BCV menjadi terganggu,” ucap Eko.
Jika hal itu terjadi, maka bisa membuat tekanan oli transmisi tidak sesuai dengan kebutuhan karena peran utama BCV adalah mengatur aliran oli transmisi bertekanan untuk menentukan arah putaran serta rasio percepatan menurut Eko.
Baca juga: Daftar Harga Nissan Grand Livina Bekas, mulai Rp 79 Juta
“Dampaknya puli CVT selip, maka sabuk baja akan dengan mudah menggores dinding puli, akhirnya CVT rusak seiring pemakaian, sangat disayangkan,” ucap Eko.
Eko mengatakan bila konsumen tidak telat menyadari kejadian tersebut biasanya CVT belum rusak sehingga penanganannya cukup dengan mengganti soketnya saja.
“Risiko terparahnya ya sudah kena ke bagian internal CVT (puli dan sabuk baja aus) maka perlu diganti transmisinya atau diperbaiki,” ucap Eko.
Jadi, sebelum membeli Grand Livina konsumen perlu memperhatikan area di bawah dudukan aki tepatnya di area soket BCV pada transmisi. Pasalnya, biaya untuk memperbaiki CVT bisa sampai puluhan juta rupiah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.