Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menuju Era Elektrifikasi Nasional, Indonesia Harus Punya Pabrik Cip

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi salah satu negara dengan populasi terbesar dengan ketersediaan bahan baku industri yang melimpah, membuat Indonesia memiliki potensi sebagai pemain utama dalam era elektrifikasi kendaraan bermotor.

Terlebih, kendaraan jenis ini di negara maju masih dalam penyempurnaan terkhusus pada sektor hulu. Pasalnya, baru beberapa negara saja yang punya kemampuan tersebut, tidak terkecuali Indonesia.

Tak ingin tertinggal, pemerintah RI lantas berkomitmen untuk mendukung industri kendaraan listrik dengan diterbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.

Tanpa menunggu lama, Kementerian dan Lembaga terkait mengeluarkan regulasinya masing-masing guna mendukung upaya itu. Salah satunya, Kementerian Perindustrian yang menyusun roadmap, target, sampai ke Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN)-nya.

Seiring dengan itu, berbagai produsen otomotif pun mulai menghadirkan produk elektrifikasi unggulan yang dipercaya bisa diterima masyarakat Indonesia. Mulai dari Toyota, Hyundai, Suzuki, sampai roda dua Gesits.

Hanya saja diakui bahwa harga jual yang tinggi dan ketersediaan baterai masih menjadi masalah utama dalam pengembangan kendaraan listrik di dalam negeri.

"Maka, diperlukan persiapan yang cukup kompleks baik pada manufaktur, Sumber Daya Manusia, hingga perusahaan pembiayaan," kata Sekertaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara kepada Kompas.com, Sabtu (2/7/2022).

"Kami sangat apresiasi pabrik baterai akan dibuat di sini. Kabarnya mulai tahun depan, ini bisa mengurangi harga jual kendaraan itu. Tetapi, bagian komponen tidak kalah penting, seperti cip semikonduktor," lanjut dia.

Mengingat, kata Kukuh, sampai sekarang baru segelintir negara saja yang bisa memasok komponen tersebut. Alhasil saat terjadi gejolak, berbagai negara terkena dampaknya seperti saat ini.

Sebab, untuk produk otomotif sekarang, tak ada yang tidak memerlukan cip semikonduktor. Khususnya, untuk mobil berteknologi canggih serta modern.

"Apalagi kendaraan listrik, itu butuh sekali. Sehingga apabila berbicara menjadi pemain utama pada sektor tersebut kita harus bisa membuatnya sendiri," kata dia.

"Kami sudah ngomong kemarin-kemarin, kenapa tidak dari dulu kita itu kembangkan (cip) semikonduktor di sini. Kalau orang lain bisa kenapa kita tidak? Malaysia punya kan, Taiwan juga bisa," tambah Kukuh.

Diketahui, krisis cip semikonduktor menimpa industri otomotif global sudah berlangsung sejak akhir 2021. Seretnya pasokan komponen tersebut membuat produksi sejumlah model mobil di Tanah Air terganggu.

Bahkan sampai ada model tertentu yang disetop sementara produksinya seperti Honda Mobilio.

Adapun cip semikonduktor merupakan salah satu 'otak' pada kendaraan yang mendukung fungsi-fungsi kelistrikan seperti sistem panel instrumen digital, teknologi otonom, sampai sistem keyless.

https://otomotif.kompas.com/read/2022/07/04/090200115/menuju-era-elektrifikasi-nasional-indonesia-harus-punya-pabrik-cip

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke