SEMARANG, KOMPAS.com - Merawat mobil tua memang gampang-gampang susah, banyak sekali komponen, baik mesin, bodi, kelistrikan, dan lainnya butuh perhatian.
Soal mesin, rata-rata mobil produksi di bawah tahun 2000-an masih mengandalkan karburator untuk sirkulasi bahan bakar.
Perawatan karburator bisa dibilang cukup rumit, karena dilakukan secara manual yang bila salah sedikit saja penyetelannya akan berdampak pada performa mesin.
Cukup jauh berbeda dibanding teknologi injeksi yang sudah diterapkan pada mobil modern saat ini dengan perangkat Electronic Control Unit (ECU).
Tak hanya itu, soal penggunaan bahan bakar juga tak bisa sembarangan, karena kebanyakan mobil lawas tak didesain mengonsumsi bensin beroktan tinggi.
Beda dengan mobil modern yang punya kompresi lebih tinggi sehingga direkomendasikan menggunakan BBM dengan RON 92 ke atas.
Namun seiring dengan adanya kajian mobil bermesin 2.000 cc ke atas yang tak boleh membeli Pertalite, hal ini mendatangkan tanda tanya. Khususnya bagi pemilik mobil lawas dengan kapasitas besar soal aman atau tidaknya mengonsumsi bahan bakar oktan tinggi.
Menyoroti hal itu, Teguh Dwi Harianto, Kepala Bengkel Honda Kusuma mengatakan, tak ada masalah bagi mesin produksi lama menggunakan BBM RON 92 ke atas.
Tegus menjelaskan, otomatis sistem pembakaran akan lebih sempurna dan akselerasi mobil pun jadi lebih responsif.
"Pembakaran lebih maksimal, pengabutan bahan bakar di karburator yang masuk ke ruang bakar bisa efektif. Dampaknya bagi mesin selain performa lebih bertenaga juga konsumsi bahan bakar lebih efisien," ujarnya, kepada Kompas.com, Rabu (29/6/2022).
Teguh menjelaskan, mekanisme pembakaran mesin ketika bahan bakar dan udara dari karburator di distribusikan ke intake akan dipercikan melalui busi. Semakin besar ledakan api, konsumsi bahan bakar mobil lebih irit.
"Untuk sistem karburator, campuran bahan bakar dan udara sebelum tercipta pembakaran di bagian intake. Hanya saja, ada sedikit penyesuaian untuk setelan karburator," ucapnya.
Teknisnya, untuk penyesuaian karburator dan delco supaya pembakaran efisien bisa dengan penyetelan timing pengapian. Kemudian, setelan udara dan bahan bakar karburator di sesuaikan dengan posisi timing pada delco.
"Timing pengapian delco di majukan 1-2 langkah, sedangkan setelan karburator disesuaikan posisi top delco," kata Teguh.
Kepala Bengkel Toyota Nasmoco Majapahit, Bambang Sri Haryanto mengatakan, tidak masalah menggunakan BBM dengan nilai oktan tinggi bagi mobil tua.
Hanya saja, memang harus melakukan setelah ulang terkait timing pengapaian dan karburator racikan disesuaikan perhitungan kompresi.
"Justru bagus menggunakan BBM oktan tinggi untuk mobil keluaran 2000 ke bawah yang masih maenggunakan pembakaran karburator. Tetapi, mekanisme campuran udara dan bahan bakar di setel ulang sesuai posisi timing top pengapian," tutur Bambang.
Bambang menjelaskan, posisi timing pengapian yang pas dan tidak loncat bisa di deteksi dari aroma asap knalpot yang tidak bau menyengat dan pedih di mata.
"Jika setelan karburator dan delco pengapian tidak pas ciri-cirinya asap knalpot berbau menyengat dan pedih di mata," ucapnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/06/30/133100315/syarat-mobil-tua-tenggak-bbm-oktan-tinggi