JAKARTA, KOMPAS.com - Akun Instagram Romansa Sopir Truck belum lama ini mengunggah video kekerasan yang dialami oleh sopir truk. Terlihat pada video tersebut, sopir truk dianiaya oleh seorang yang berbadan kekar di pinggir jalan.
Sopir truk yang baru turun dari kendaraanya dibanting ke tanah dan kepalanya diinjak. Jika melihat keterangan di video tersebut, cekcok bermula karena kendaraannya serempetan di daerah Cibubur, Rabu (2/3/2022).
Terlepas dari siapa yang benar maupun salah pada kejadian tersebut, main hakim sendiri tetap tidak bisa dilakukan seenaknya. Selain itu, ketika berada di jalan raya harus bisa mengendalikan emosi.
Namun sering juga ditemui pengguna jalan yang mudah tersulut emosinya. Berpikir kalau masalah di jalan raya bisa diselesaikan dengan cara menggertak atau adu fisik.
Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Centre mengatakan, emosi di jalan raya punya banyak faktor penyebab, seperti stress karena pekerjaan, urusan di rumah, kelelahan, atau bisa juga karena depresi.
"Ketika orang memilik stress, sebaiknya memang tidak mengemudi. Bila secara mental terganggu, itu artinya dia tidak fit for drive," ucap Marcell kepada Kompas.com, Kamis (3/3/2022).
Selain itu, jika memang memaksa untuk mengemudi, pastikan kondisi mental sudah siap. Mengingat di jalan raya, banyak karakter penggunanya yang kerap bikin emosi, sehingga buat pikiran positif agar tidak terpancing.
"Seorang pengemudi sebelum mulai menyetir perlu melakukan asesmen terhadap dirinya baik secara fisik dan mental. Pastikan apakah dia fit for drive atau tidak, bila tidak lebih baik jangan memaksakan diri," ucapnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/03/04/091200715/wajib-perhatikan-kondisi-mental-dan-emosi-sebelum-mulai-mengemudi