JAKARTA, KOMPAS.com - Semua mesin termasuk sepeda motor akan panas saat dipakai. Hal itu terjadi sebab campuran udara dan bahan bakar meledak di dalam ruang bakar.
Karena itu pendinginan mesin ialah hal mutlak. Sebab jika mesin terlalu panas kinerja mesin tidak maksimal. Bahkan dalam kasus terburuk piston dan silinder bisa meleleh.
Untuk mencegah hal itu, mesin harus selalu didinginkan. Ada beberapa metode pendinginan mesin yang biasa digunakan yaitu pendinginan udara, pendinginan air, dan pendinginan oli.
Mengutip Young Machine, tiap cara pendinginan memiliki karakteristik yang berbeda.
1. Air cooled
Air cooled atau pendinginan udara merupakan metode pendinginan dengan udara. Merupakan metode yang efektif untuk motor karena ruang mesin motor terbuka berbeda dengan mobil di dalam kap mesin.
Untuk meningkatkan efisiensi pendinginan, silinder dan kepala silinder dilengkapi dengan pelat logam tipis menyerupai "sirip".
Sirip tersebut dimaksudkan untuk mendinginkan mesin, tetapi juga memiliki peran lain sebagai dekorasi. Oleh karena itu, beberapa mesin berpendingin udara dilengkapi dengan sirip untuk gaya.
Kekurangannya karena pendinginan mesin mengandalkan angin, mesin bisa jadi terlalu panas saat motor dalam keadaan idle atau berhenti dalam waktu lama.
Selain itu, mesin berpendingin udara cenderung bergetar setelah dihidupkan. Oleh karena itu, mesin berpendingin udara dipasang pada motor yang bukan mesin performa tinggi.
2. Water cooled
Water cooled atau pendinginan cairan, yaitu metode pendinginan mesin dengan mensirkulasikan air atau cairan di dalam silinder.
Mesin berpendingin cairan sekarang banyak dipakai karena dapat mendinginkan mesin lebih efisien daripada mesin berpendingin udara.
Di dekat ruang bakar silinder, ada saluran untuk air pendingin, dan cairan bersirkulasi di sana untuk mendinginkan mesin.
Air yang menyerap panas mesin dan dan suhunya panas kemudian didinginkan dengan melewati radiator. Air kemudian dikirim kembali ke mesin untuk mendinginkan mesin.
Kekurangannya yaitu strukturnya lebih rumit daripada mesin berpendingin udara. Karena ada radiator untuk mendinginkan air, pompa air untuk sirkulasi, dan selang yang menghubungkan keduanya.
Selain itu bobotnya juga lebih berat. Sebab makin tinggi tenaga mesin semakin tinggi panasnya, sehingga radiator juga akan lebih besar.
Namun kerugian tersebut sebanding dengan kemampuan radiator yang dapat mendinginkan mesin secara efisien dan andal.
Sebab pendinginan mesin yang akurat sangat diperlukan untuk menghasilkan pembakaran yang ideal. Tak hanya tenaga yang stabil tetapi juga gas buang dan peningkatan efisiensi bahan bakar.
Selain itu, keunggulannya lainnya ialah mesin tetap dapat didinginkan meskipun tertutup fairing. Karena itu banyak mesin berpendingin cairan yang menggunakan pelindung mesin.
3. Oil cooler
Oil cooler atau pendinginan oli. Baik mesin dengan pendinginan udara maupun pendinginan cairan mungkin saja dilengkapi dengan pendinginan oli.
Kepala Mekanik AHASS Cahaya Sakti Motor Sragen, Jawa Tengah (Jateng) Joko Purnomo menjelaskan, secara fungsi pendinginan cairan dan pendinginan oli mempunyai cara kerja yang sama.
Joko mengatakan, yang membedakannya selain bentuk adalah isi dari perangkat pendingin tersebut.
“Hanya saja yang membedakan adalah isi dari perangkat itu, kalau radiator menggunakan air coolant sedangkan untuk oil cooler menggunakan oli. Tapi fungsinya sama, sebagai pendingin mesin,” katanya kepada Kompas.com.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/07/28/150100115/ragam-sistem-pendinginan-mesin-sepeda-motor