BOGOR, KOMPAS.com – PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) baru saja melaksanakan Hyundai Track Day 2021 di Sentul International Circuit, Bogor, Jawa Barat, Jumat (19/3/2021) sampai Minggu (21/3/2021).
Hyundai Track Day 2021 ini bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang manfaat battery electric vehicle (BEV) alias mobil listrik, mulai dari performa, purnajual, dan apa saja yang didapat pelanggan ketika memiliki mobil listrik.
Pada kesempatan ini, Kompas.com mencoba performa dua mobil listrik andalan Hyundai, Ioniq dan Kona Electric, di Sirkuit Sentul. Dalam track day ini, kegiatan yang dilakukan bukan hanya sekadar mengitari sirkuit, melainkan menghadapi beberapa tantangan, mulai dari akselerasi, pengereman, hingga handling.
Pada putaran pertama, Kompas.com mengemudikan Hyundai Ioniq. Dibekali motor listrik bertenaga 136 TK dan torsi 295 Nm, Ioniq dibejek penuh selama di sirkuit.
Ketika masuk tikungan pertama, terasa bodi sedan listrik ini tidak begitu limbung. Hyundai beralasan karena titik penempatan baterai listrik yang rendah, sehingga bisa belok dengan lebih stabil meski dalam kecepatan tinggi.
Kemudian beralih di trek lurus, sambil berusaha menjaga jarak dengan mobil lainnya yang ada di depan. Ketika menginjak gas penuh, heningnya motor listrik membuat suara kerikil yang menyentuh permukaan ban, terdengar jelas sampai ke kabin.
Menuju tikungan ketiga, tidak terasa kecepatan sudah mencapai 110 kpj. Ketika di tikungan ketiga dan keempat, sengaja dibuat lebih tajam untuk melihat reaksi mobil terhadap belokan patah, gejala understeer pun tidak begitu terasa.
Setelah melewati berbagai tikungan dan sampai pada lintasan lurus tempat start, di sinilah akselerasi mobil listrik terasa maksimal. Dari posisi berhenti, langsung tancap gas sepanjang lebih kurang 100 meter.
Berstatus mobil listrik dengan karakter torsi yang instan, ketika tancap gas dari posisi berhenti, akselerasinya masih terbilang halus. Mungkin mobil ini pas bagi yang mau beralih dari mesin konvensional ke mobil listrik karena sensasi menjambak tidak terlalu mengagetkan.
Hyundai Kona
Beralih ke sesi kedua, giliran mencoba Kona Electric. Memiliki bodi yang lebih tinggi daripada Ioniq, kesan limbung lebih terasa ketika belok di tikungan, terutama tikungan keempat serta S kecil Sirkuit Sentul.
Gejala limbung memang tidak terlalu parah, tetapi terasa mobil agak understeer ketika di S kecil. Namun, untuk kekedapan kabin, bisa dibilang Kona Electric ini lebih hening dibanding Ioniq saat melibas aspal sirkuit yang penuh kerikil.
Bicara performa Kona Electric, memang memiliki tenaga yang sama, 136 TK, tetapi torsinya 100 Nm lebih besar dibanding Ioniq yakni menjadi 395 Nm. Torsi yang sangat besar untuk SUV dengan bodi compact.
Berada di lurusan menuju tikungan ketiga, dengan torsi yang besar, rasanya mudah sekali sampai kecepatan 120 kpj. Belum lagi ketika tes akselerasi di lurusan utama, torsi terasa lebih melimpah dengan gejala wheel spin saat injak gas sampai dalam dari posisi berhenti.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/03/22/100200815/sensasi-naik-mobil-listrik-hyundai-di-sirkuit-sentul