Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dilema Pabrikan Otomotif Menghadapi Insentif Pajak 0 Persen

JAKARTA, KOMPAS.com – Aturan relaksasi PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) 0 persen untuk mobil baru diyakini bakal meningkatkan permintaan mobil baru. Terutama dalam tiga bulan pertama penerapan relaksasi dari Maret sampai Mei 2021.

Meski begitu, ada dilema yang harus dihadapi pabrikan otomotif menghadapi insentif pajak 0 persen ini. Masalah suplai mobil belum bisa maksimal karena kapasitas produksi pabrik otomotif masih terbatas.

Apalagi sejumlah produsen masih memberlakukan pembatasan sesuai anjuran untuk menegakkan protokol kesehatan pada masa pandemi COVID-19.

Amelia Tjandra, Marketing Director dan Corporate Planning & Communication Director PT Astra Daihatsu Motor, meyakini bahwa insentif PPnBM yang diberikan pemerintah bakal meningkatkan demand.

“Karena tax relaksasi akan menstimulus calon customer yang punya kebutuhan dan punya daya beli untuk memesan,” ujar Amelia, kepada Kompas.com (2/3/2021).

Hanya saja pada masa seperti sekarang, menurutnya produksi mobil tidak bisa serta merta dinaikkan. Pihaknya juga lebih mempertimbangkan kesehatan dan jaga jarak di pabrik perakitan.

“Produksi akan tetap kami laksanakan secara protokol kesehatan. Jadi kenaikan realisasi penjualan tegantung stok masing-masing merek,” ucap Amelia.

“Jika merek-merek punya stok banyak, mereka bisa merealisasikan demand jadi sales. Yang stoknya terbatas, ya akan naik juga tapi sesuai kemampuan produksinya,” tuturnya.

Sementara itu, Bob Azam, Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, mengatakan, pihaknya masih memantau pergerakan pasar usai kebijakan insentif PPnBM diresmikan pemerintah.

“Saat ini kami belum dapat laporan kan baru dua hari, kita lihatlah dalam 1-2 minggu ini,” ucap Bob, kepada Kompas.com (2/3/2021).

“Kapasitas kami tetap tidak berubah, utilisasinya nanti yang naik turun sesuai dengan dinamika di pasar,” kata dia.

Hal senada juga disampaikan, Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor. Menurutnya, pada masa seperti sekarang suplai mobil dari pabrik ke diler belum bisa dipastikan.

“Ini pasti benar-benar dimanfaatkan konsumen. Dikhawatirkan semua mau unit di tiga bulan pertama, tapi unitnya enggak ada, harus mundur, pada komplain,” ujar Billy, saat ditemui di Jakarta belum lama ini.

“Ini yang harus dikasih pengertian. Kita enggak bisa salahkan siapa-siapa, makanya sebisa mungkin produksi harus ditingkatkan. Tapi berapa banyaknya, tergantung kapasitas masing-masing pemain,” katanya.

https://otomotif.kompas.com/read/2021/03/03/072200215/dilema-pabrikan-otomotif-menghadapi-insentif-pajak-0-persen-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke