Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Banjir di Semarang, Ingat Toleransi Mobil Terjang Genangan Air

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingginya curah hujan dalam beberapa hari belakangan ini, membuat sejumlah jalan di berbagai kota di Indonesia tergenang banjir. Salah satunya seperti di bawah Jembatan Kaligawe Genuk, Semarang, Jawa Tengah.

Dampak dari hujan yang terus deras yang terjadi sejak Kamis (4/2/2021), mengakibatkan banjir setinggi lutut orang dewasa menghambat arus lalu lintas dari dan menuju Demak. Bahkan kendaraan berat yang melintas pun sampai terendan genangan air.

Nah, bagi pengguna kendaraan, khususnya mobil, wajib tahu batas toleransinya saat terpaksa melewati genangan air. Karena bila asal menerabas, konsekuensinya cukup fatal.

Didi Ahadi, Technical Suppot PT Toyota Astra Motor (TAM) mengatakan, pengguna mobil baiknya melihat kondisi lebih dulu sebelum memutuskan melewati genangan air. Sementara untuk toleranisnya, pastikan bila air masih di bawah bodi kendaraan.

"Jika ada genangan air yang cukup tinggi baiknya dihindari dengan cari jalan lain, karean kalau sudah sejajar dengan mesin itu akan berbahaya karena bila air masuk ke filter udara, otomatis ikut serta ke ruang mesin sehingga bisa menimbulkan water hammer," ucap Didi beberapa waktu lalu kepada Kompas.com, belum lama ini.

Serupa dengan Didi, Tranining Director Safety Defensive Consultan Indonesia (SDCI) Sony Susmana menjelaskan, bila batas aman mobil untuk melewati banjir atau genangan air di jalan, sekitar 30 cm di bawah air intake.

"Jadi wajib tahun dulu letak air intake-nya di mana, karena setiap mobil itu kan berbeda-beda. Jangan langsung nekat main lewat saja," ucap Sony.

Secara terpisah, Bambang Supriyadi, Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM), menyarankan pengguna mobil sebelum memutuskan untuk menerjang banjir melihat kondisi lebih dulu.

Bagi pengemudi awam, barometer yang bisa dijadikan patokan adalah dengan melihat posisi ban. Pastikan genangan air tidak sampai membuat seluruh ban terendan, makimal hanya 3/4 saja.

Untuk mengukurnya, bisa melihat dari kendaraan yang melintas lebih dulu. Namun demikian, Bambang juga meminta pengendara untuk memberhatikan gelombang air yang membuat ketinggian menjadi naik ketika kendaraan lain melintas. 

"Sebenarnya bila roda sudah terendam setengah saja itu akan berisiko, pasalnya air itu saat dilintas ada gelombang. Otomatis tinggi air akan naik saat terkena gelombang tadi, dan bisa saja air masuk ke intake atau saluran udara ke pembakaran, bila sudah demikan maka mobil bisa bermasalah," ucap Bambang.

"Kalau memang mungkingkan putar balik cari alternatif lebih baik dilakukan, itu justru lebih aman dibandingkan harus untung-untungan malah berujung fatal nantinya," kata dia.

https://otomotif.kompas.com/read/2021/02/06/154100415/banjir-di-semarang-ingat-toleransi-mobil-terjang-genangan-air

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke