JAKARTA, KOMPAS.com – Pengemudi harus lebih waspada saat melewati jembatan atau terowongan. Bukannya mengada-ada, dari kaca mata safety driving ternyata ada alasan kenapa harus berhati-hati.
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), mengatakan, luas jalan di area jembatan atau terowongan biasanya lebih sempit.
“Secara visual dan space, di jembatan dan terowongan itu terbatas. Sehingga pengemudi tidak disarankan menyusul kendaraan lain di situ,” ujar Sony, kepada Kompas.com (26/8/2020).
Selain itu, ada juga anggapan untuk membunyikan klakson saat melewati jembatan dan terowongan. Beberapa orang mengatakan agar pengemudi bisa lebih waspada.
Meski begitu, Sony mengatakan bahwa anggapan tersebut tidak benar. Pengemudi hanya diminta mematuhi aturan sesuai dengan rambu yang ada.
“Tidak ada seperti itu, cuma mitos. Yang pasti saat di terowongan atau jembatan usahakan tidak menyusul kendaraan lain,” katanya.
“Justru banyak membunyikan klakson di dalam terowongan cuma untuk show, karena suaranya kan menggema tuh,” ucap Sony.
Sony menambahkan, perilaku pengendara yang kerap membunyikan klakson saat berkendara sebetulnya tidak perlu berlebihan. Klakson sebagai alat komunikasi dengan pengguna jalan lain hanya digunakan seperlunya saja.
“Memang budaya membunyikan klakson harus dikurangi untuk menciptakan suasana tenang di jalan. Artinya kalau perilaku berkendaranya sudah benar pasti enggak akan ada suara klakson,” tuturnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/08/27/141200115/wajib-klakson-saat-melintas-di-jembatan-dan-terowongan-mitos-atau-fakta-