“Ban mobil bukan seperti makanan yang memiliki masa kedaluwarsa, jadi tidak bisa disamakan. Proses pembuatan ban itu dari bahan mentah atau material dasar karet alam dan sintetisnya serta puluhan komponen benar-benar matang, jadi tidak bisa basi,” ujar On Vehicle Test PT. Gajah Tunggal Tbk, Zulpata Zainal, kepada Kompas.com.
Bicara soal angka-angka pada dinding ban, menurut Zulpata itu bukan merujuk pada periode waktu yang menandakan masa pakai dari ban, melainkan sebuah kode produksi dari pembuatan ban itu sendiri.
Kode produksi tersebut terkait beragam hal, seperti dibuat pada minggu ke berapa dan pada tahun berapa.
Hal ini berguna bagi perusahaan untuk melakukan pelacakan bila terjadi sesuatu, seperti cacat produksi dan lain sebagainya.
Meski demikian, Zulpata tak memungkiri ban dalam kondisi baru juga bisa mengalami kerusakan. Faktornya bisa karena beragam hal, mulai dari cara menyimpan yang tidak benar sampai masalah eksternal lainnya.
Selain itu, pengerasan pada karet ban juga terjadi setelah tiga tahun pemakaian. Tapi hal tersebut dianggap wajar karena ban terpakai dan terus-menerus terkena friksi yang membuat suhu ban berubah-ubah.
“Jika digunakan lalu karetnya ketas itu wajar, karena ada perubahan suhu, tapi jangan dianggap kedaluwarsa, karena hal itu tidak benar. Ditekankan lagi, yang paling penting itu masalah perawatan dan pemakaian, selama hal tersebut dilakukan maka usia ban bisa lebih optimal,” kata Zulpata.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/04/16/170100615/ban-mobil-bisa-kedaluwarsa-mitos-atau-fakta-